Presiden: Yang Cepat Kalahkan yang Lambat

Kompas/Nina Susilo

Presiden Joko Widodo membagikan 1.538 Kartu Indonesia Pintar untuk siswa SD, SMP, dan SMA di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa timur, Sabtu (3/6). Pembagian dilakukan di SMK Muhammadiyah 7 Malang.

MALANG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengajarkan anak-anak untuk berani dan bersemangat. Sebab, mereka yang cepat akan mengalahkan yang lambat.

Seusai membagikan 1.539 Kartu Indonesia Pintar (KIP) di SMK Muhammadiyah 7, Gondanglegi, Sabtu (3/6), Presiden Joko Widodo kembali berinteraksi dengan siswa SD, SMP, dan SMA. Melalui pertanyaan-pertanyaan, Presiden menguji dan menyiapkan hadiah sepeda.

Salah satu siswa yang beruntung adalah Maulana Muhammad yang hafal sila-sila Pancasila. ”Tadi saya lihat Maulana tunjuk tangannya tinggi sekali dan majunya pun lari. Jadi cepet. Ke depan yang cepat akan mengalahkan yang lambat,” kata Presiden.

Setelah disuruh mengambil sepeda, Maulana malah terdiam. ” Udah diambil sepedanya kok diem aja. Gak usah bingung, milih bingung, malah,” kata Presiden Joko Widodo menggoda.

Kompas/Nina Susilo

Presiden Joko Widodo membagikan 1.538 Kartu Indonesia Pintar untuk siswa SD, SMP, dan SMA di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa timur, Sabtu (3/6). Pembagian dilakukan di SMK Muhammadiyah 7 Malang.

KIP yang diberikan berisi anggaran Rp 450.000 untuk SD, Rp 750.000 untuk SMP, dan Rp 1 juta untuk SMA/SMK. Dana tersebut hanya bisa digunakan untuk keperluan-keperluan yang berkaitan dengan pendidikan.

”Beli sepatu, boleh?” tanya Presiden.

”Boleh,” jawab para siswa.

”Beli seragam, boleh?” tanya Presiden lagi.

”Boleh,” jawab para siswa.

”Beli tas boleh?” tanya Presiden.

Para siswa menjawab, ”Boleh.”

”Beli pulsa, boleh?” lanjut Presiden.

”Tidak,” para siswa sigap menjawab.

”Janjian ya, kalau ada dana KIP dipakai untuk beli pulsa, dicabut. Setuju?” kata Presiden.

Presiden Joko Widodo pun mengingatkan anak-anak Gondanglegi agar rajin belajar. Sebab, persaingan ke depan makin ketat, bukan antarsiswa, antarsekolah, atau antarkota, melainkan antarnegara.

”Makanya, saya titip belajar yang baik. Habis subuhan belajar. Habis sekolah belajar. Malam hari belajar. Kalau mau pintar, ya harus seperti itu,” ujar Presiden.

Presiden Joko Widodo mencontohkan, dulu bertanya kepada temannya, berapa lama belajar. Apabila temannya menjawab 2 jam, dia belajar 4 jam. Apabila temannya menjawab 4 jam, dia belajar 8 jam.

”Belajar yang baik tapi jangan lupa ibadah. Shalat juga, jangan lupa olahraga supaya sehat,” kata Presiden lagi.