RI-Nigeria Perkuat Kerja Sama Perdagangan dan Investasi
Indonesia ingin merevitalisasi perdagangan dengan Nigeria yang turun dalam lima tahun terakhir. Negara Afrika ini pengekspor minyak penting.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
ABUJA, SELASA — Di tengah ketidakpastian dunia, Indonesia terus berupaya keras membangun kerja sama dengan banyak negara. Salah satu negara yang menjadi perhatian Indonesia adalah Nigeria. Perhatian itu salah satunya ditunjukkan oleh kunjungan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi ke Nigeria.
Dalam kunjungan kehormatan kepada Pelaksana Tugas Presiden Nigeria Yemi Osinbajo, Selasa (6/6), di Abuja, Retno mengatakan, Indonesia dan Nigeria adalah dua negara besar yang dapat memanfaatkan semua peluang kerja sama yang ada. Dalam pertemuan tersebut, Menlu juga secara resmi menyerahkan undangan dari Presiden Indonesia Joko Widodo kepada Presiden Nigeria untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada tahun 2017.
Kepada Yemi Osinbajo, yang juga merupakan Wakil Presiden Nigeria, Retno menyampaikan minat Indonesia untuk merevitalisasi perdagangan bilateral yang terus turun dalam lima tahun terakhir. Salah satunya, membentuk preferential trade agreement (PTA), termasuk dengan ECOWAS, serta skema perdagangan langsung migas (direct oil trade) di antara kedua negara.
Menanggapi hal ini, Wapres Nigeria menyampaikan dukungannya terhadap upaya peningkatan perdagangan bilateral kedua negara. Wapres Nigeria juga menyampaikan komitmen untuk memberikan kebijakan-kebijakan yang mempermudah perdagangan dan investasi Indonesia di Nigeria, salah satunya dengan penurunan hambatan perdagangan tarif dan non-tarif.
Selain itu, Wapres Nigeria menyampaikan juga bahwa terdapat peluang besar bagi Indonesia untuk berinvestasi di sektor pertanian. Selain memiliki pasar yang besar, Nigeria memiliki akses yang luas ke negara-negara Afrika Barat lainnya.
Hal ini senada terungkap dalam undangan Menlu RI kepada Nigeria agar dapat bergabung dalam The Council of Palm Oil Producing Countries. Partisipasi Nigeria dinilai turut berkontribusi dalam menstabilkan harga minyak sawit serta meningkatkan nilai jual produk sawit dan turunannya. ”Kita harus berupaya untuk terus menciptakan terobosan dan mekanisme baru serta memperluas sektor kerja sama,” kata Menlu Retno.
Menlu Retno juga bertemu dengan mitranya, Menlu Nigeria Geoffrey Onyeama. Dalam kesempatan tersebut, mereka membahas upaya peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi. ”Fokus politik luar negeri Indonesia kepada Afrika menjadi momentum strategis untuk meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia dan Nigeria,” ujar Menlu Retno.
Masih banyak ruang
Menlu Retno menyampaikan bahwa masih banyak ruang untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara. Dalam kaitan ini, Menlu RI mendorong peningkatan kerja sama perdagangan bilateral dengan Nigeria melalui PTA dan ECOWAS. ”Penurunan tarif dan penghapusan hambatan non-tarif lainnya menjadi kunci untuk meningkatkan perdagangan Indonesia-Nigeria dan Indonesia dengan negara-negara Afrika Barat,” kata Menlu Retno.
Mengingat Nigeria merupakan eksportir minyak terbesar ke Indonesia dari Afrika Sub-sahara, kedua Menlu membahas upaya untuk meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan perdagangan migas kedua negara, yang selama ini dilakukan melalui negara ketiga. Dalam kaitan ini, Indonesia menyampaikan usulan perdagangan migas secara langsung melalui government-to-government tanpa perantara pihak ketiga (direct oil trade).
Selain itu, juga disampaikan usulan penjajakan skema counter trade sebagai salah satu instrumen peningkatan perdagangan bilateral, salah satunya dengan komoditas migas Nigeria. (*)