UMKM Manfaatkan Momen Ramadhan dan Lebaran
Sektor Riil
Jasa Logistik dan UMKM Manfaatkan Momen Ramadhan dan Lebaran
JAKARTA, KOMPAS — Periode Ramadhan dan liburan Lebaran menjadi momen bagi pelaku jasa logistik ataupun usaha kecil menengah meraup keuntungan lebih besar. Pasalnya, kenaikan pemesanan bisa berlipat-lipat dibanding hari biasa.
Direktur Utama PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Yulina Hastuti seusai penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Bukalapak, Rabu (7/6), di Jakarta, menyebutkan, rata-rata permintaan pengiriman paket sekitar 30.000 unit atau 50-60 ton per hari. Sejak pekan pertama Ramadhan, permintaan pengiriman melonjak 16 persen.
Menurut dia, sebagian besar permintaan jasa pengiriman berasal dari pelanggan di kota-kota besar. Tujuan pengiriman hampir merata ke seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Jasa pengiriman yang bersumber dari transaksi perdagangan secara elektronik menyumbang 25 persen hingga 30 persen.
”Kami membuka posko layanan di kantor-kantor cabang. Pengiriman akan tetap dilayani hingga seminggu sebelum Lebaran. Seluruh pengiriman kami lakukan dengan kru sendiri,” ujar Yulina. Total agen TIKI mencapai 3.000 unit.
Presiden Direktur JNE M Feriadi dalam keterangan pers mengemukakan, pada tahun-tahun sebelumnya, lonjakan terjadi seminggu sebelum Idul Fitri atau H-7 Lebaran. Akan tetapi, tahun ini, kenaikan sudah terjadi sejak masuk pekan kedua Ramadhan.
Dia menceritakan bahwa pihaknya sampai menambah kapasitas tenaga dan sistem pengiriman. Untuk tenaga kerja, JNE menambah 15.000 orang sehingga total karyawan menjadi 55.000 orang. Kendaraan pengantar paket ditambah 1.500 unit sehingga jumlahnya meningkat dari 7.000 menjadi 8.500 unit.
Momen Ramadhan dan Lebaran tahun 2017 dimanfaatkan JNE untuk meningkatkan pangsa pasar Pesanan Oleh-oleh Nusantara (Pesona). Ini adalah salah satu program JNE dalam bidang pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya makanan khas Indonesia.
”Kalau pengalaman tahun lalu, produk Pesona yang laris dipesan berasal dari UMKM mitra kami di Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, dan Bali. Misalnya, bolu meranti, keripik balado, pempek, tahu bakso, batagor, dan pie susu,” ujar Feriadi.
Kompas berkesempatan berbincang dengan Karina Mecca, salah satu pendiri Dulcet Pattiseri Jakarta, UMKM yang fokus pada produksi kue pastri rendah gula. Seluruh aktivitas pemesanan hingga pembayaran dilakukan melalui platform daring.
Pihak Dulcet Pattiseri baru akan memproduksi kue pastri setelah proses pembayaran selesai. Tidak ada ongkos pengiriman ke pelanggan.
”Permintaan pesanan meningkat 200 hingga 250 persen. Kue pastri dijadikan hadiah kepada kolega, sanak saudara, dan jamuan buka puasa. Selama dua pekan Ramadhan ini, kami banyak menerima pesanan kue pastri dari perorangan, korporat, dan sesama pelaku UMKM,” ujar Karina.
Pendiri Parselmart.com, Desi Kurnia, juga menceritakan pengalaman serupa. Parselmart.com merupakan toko daring yang melayani jual beli aneka parsel, mulai dari parsel sembako hingga parsel kue. Usaha ini dirintis Desi sejak 2009.
Desi menyebut setiap bulan dia menerima rata-rata 700 parsel. Kini, sejak pekan pertama Ramadhan, dia telah mendapat pesanan di atas 1.000 parsel.
”Saya sampai closed order. Kewalahan. Sekitar 90 persen permintaan datang dari korporat di Jabodetabek, Surabaya, Singapura, dan Malaysia,” katanya.