Korlantas Siapkan Lima Skenario Atasi Macet

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Sejumlah warga berkendara di jalur tol fungsional di Desa Ujungrusi, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (8/6). Jalur tersebut merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Seksi III dan IV yang, menurut rencana, akan difungsikan pada H-10 Lebaran tahun ini. Tol fungsional sepanjang 110 kilometer terbentang dari Brebes Timur hingga Gringsing, Kabupaten Batang.

Kompas

Sebagian besar mobil akan diperintahkan untuk keluar dari jalan tol dan kendaraan di jalan arteri diarahkan menuju jalur selatan Jawa Barat. Jika perlu, pelarangan masuk jalan tol juga akan diberlakukan di Jakarta.

Menurut Royke, pada kemacetan panjang, tetapi bukan kemacetan total, Korlantas hanya akan melakukan rekayasa lalu lintas dengan mengeluarkan mobil di pintu-pintu tol terdekat. Korlantas akan memberlakukan sistem lawan arus (contraflow). Langkah semacam itu merupakan skenario ketiga.

”Untuk mengambil langkah rekayasa lalu lintas, Korlantas akan menggunakan alat remote traffic microwave system (RTMS) milik Jasa Marga. RTMS akan menentukan panjang antrean yang harus segera ditindaklanjuti,” kata Royke.

Puluhan ribu petugas

Korlantas Polri juga akan mengerahkan 10.000 petugas di pantai utara dan 10.000 petugas di jalur selatan untuk memperlancar arus dan melakukan rekayasa lalu lintas. Semua petugas itu akan menjalani simulasi skenario rekayasa pada pekan ini.

”Kami akan mengendalikan semua petugas di lapangan. Dengan demikian, tidak boleh ada egoisme dari polda tertentu yang tidak mau merekayasa lalu lintas agar wilayah mereka tidak dilanda macet,” kata Royke.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, dengan dibukanya ruas tol antara Brebes Timur dan Waleri secara darurat sepanjang 110 kilometer, tingkat kemacetan diharapkan berkurang. Arus lalu lintas akan terbagi di Tegal, Brebes, Pekalongan, dan Batang.

Sementara total jalan tol fungsional di ruas Trans-Jawa sepanjang 337 km dan di Trans-Sumatera sepanjang 65 km.

Selain itu, ujar Basuki, empat jalan layang (flyover) di Dermoleng, Kesambi, Kretek, dan Klonengan juga akan dapat dilalui. Kecuali Kretek, tiga jalan layang tersebut dapat dilalui pada H-10. Adapun jalan layang Kretek baru dapat dilalui pada H-5.

Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Muda M Syaugi mengatakan, pihaknya akan menempatkan helikopter di Gringsing dan Bogor. Helikopter itu dapat digunakan untuk mengevakuasi orang sakit yang terjebak dalam kemacetan.

”Helikopter di Gringsing akan beroperasi sampai Cirebon. Dari Cirebon ke Jakarta dilayani helikopter dari Bogor. Kami juga menyiagakan sekitar 2.000 petugas,” kata Syaugi.

Pada kesempatan terpisah,

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan, pihaknya menyiagakan polisi bersepeda motor untuk memecah kemacetan di Cikunir (Km 10). Polisi juga akan melakukan contraflow di ruas itu.

”Polisi juga akan meminta pengelola area istirahat menutup tempatnya jika sudah penuh. Polisi akan ditempatkan di area istirahat untuk mengimbau pemudik yang sudah beristirahat agar melanjutkan perjalanan,” kata Iriawan.

Angkutan gratis

Kuota angkutan sepeda motor gratis yang disediakan pemerintah sudah hampir habis. Fasilitas angkutan motor menggunakan kereta dan bus sudah habis, sedangkan dengan kapal laut baru 40 persen terisi.

”Angkutan gratis dengan kapal laut awalnya tidak disediakan. Namun, setelah melihat kebutuhan, akhirnya disediakan dan saat ini masih longgar,” kata Direktur Angkutan dan Lalu Lintas Laut Direktorat Perhubungan Laut Bay M Hasani.

Menurut Bay, banyak pemudik agak ragu menggunakan kapal karena takut mabuk laut dan bosan. Untuk mudik kali ini, kapal yang disediakan berukuran besar.

KOMPASTV

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, mengaku kaget, saat meninjau kesiapan alat operasional dan operator kelengkapan lebaran. Ditemukan sejumlah alat dan operator belum beroperasi optimal dan meminta perbaikan segera dikebut.