JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan mewajibkan semua fasilitas kesehatan milik pemerintah di jalur mudik untuk buka selama 24 jam setiap hari. Pemudik yang mengalami gangguan kesehatan dapat menghubungi nomor telepon 119 untuk mendapatkan pertolongan dari petugas kesehatan terdekat.
”Kewajiban untuk siaga 24 jam itu dimulai pada tujuh hari sebelum sampai tujuh hari sesudah Lebaran. Selain petugas medis, ambulans mobil dan sepeda motor juga disiapkan untuk memberikan pertolongan kepada pemudik yang terjebak kemacetan. Dalam keadaan darurat, pemudik bisa menghubungi nomor 119 agar mendapatkan panduan dan bantuan dalam waktu singkat,” kata Oscar Primadi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Sabtu (10/6), di Jakarta.
Kesiagaan itu diberlakukan di 15 provinsi yang menjadi prioritas pemantauan selama arus mudik dan balik. Ke-15 provinsi itu terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi.
Fasilitas kesehatan yang disiagakan sebanyak 374 rumah sakit, 2.228 puskesmas, 913 pos kesehatan di tepi jalan, dan 207 kantor kesehatan pelabuhan.
Banyaknya fasilitas kesehatan yang tersedia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pemudik yang mengalami gangguan kesehatan selama perjalanan.
”Layanan kesehatan di pos kesehatan tepi jalan digratiskan. Layanan di puskesmas juga gratis bagi peserta BPJS dan Jaminan Kesehatan Nasional,” kata Oscar.
Di Jawa Barat terdapat 314 puskesmas dan 128 rumah sakit umum di jalur mudik. Tenaga dan fasilitas medis yang disiapkan terdiri dari 1.093 dokter, 2.534 perawat, dan 668 ambulans.
”Kami berkoordinasi dengan polisi dan dinas perhubungan untuk memetakan daerah rawan kecelakaan dan kemacetan. Dengan demikian, petugas medis akan ditempatkan di sekitar lokasi itu. Kami juga menyiagakan ambulans sepeda motor untuk memberikan pertolongan pertama di tol yang macet,” ujar Marion Siagian, Kepala Bidang Pelayanan Dinas Kesehatan Jabar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sri Gunadi menyatakan menyiapkan 90 ambulans roda empat dan 46 ambulans roda dua yang disiagakan 24 jam di 31 posko. Semua armada dilengkapi perlengkapan medis dan obat-obatan.
”Petugas kesehatan akan terus berkeliling dengan menggunakan kendaraan untuk memantau lokasi-lokasi rawan yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan bagi para pemudik. Jika diperlukan, akan disiapkan helikopter di Brebes secara khusus untuk mengevakuasi pemudik yang sakit dari tengah kemacetan,” kata Gunadi.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, 279 rumah sakit, 875 puskesmas, dan laboratorium kesehatan di seluruh Jateng disiagakan 24 jam.
”Kami harus antisipasi agar tidak terjadi tragedi seperti tahun kemarin di Gerbang Tol Brebes Timur. Kami harus mengantisipasi sejak awal,” kata Yulianto.
Pada arus mudik 2016, kemacetan di Tol Brebes mengakibatkan 18 orang meninggal. Jatuhnya korban saat itu akibat pemudik sakit dan kelelahan, tetapi tidak segera mendapatkan pertolongan medis karena lokasi mereka berada di tengah kemacetan tol.
Palang Merah Indonesia (PMI) Jateng berupaya menambah stok darah menjelang arus mudik Lebaran. Kepala Seksi Pelayanan Masyarakat PMI Provinsi Jateng Dwi Handoko mengatakan, PMI menempatkan mobil donor darah keliling di tempat-tempat ibadah.
”Mobil donor darah ditempatkan di masjid seusai Tarawih. PMI Jateng juga sudah menyurati persekutuan gereja-gereja agar mendorong umat Kristiani mendermakan darah,” kata Handoko. (ECA/KRN/DIT/GRE/TAM)