logo Kompas.id
UtamaQatar Bersiap Menghadapi...
Iklan

Qatar Bersiap Menghadapi Kemungkinan Terburuk

Oleh
· 4 menit baca

KAIRO, KOMPAS — Qatar terus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dalam krisis hubungan dengan negara tetangga, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir. Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, Senin (12/6), menegaskan, Qatar kini fokus pada upaya mencari solusi kemanusiaan di dalam negeri akibat blokade negara tetangga. Ia menegaskan, negaranya siap membahas semua tuntutan yang diminta negara yang memblokade untuk solusi krisis ini. Namun, kesediaan Qatar itu belum mendapat respons positif. Ia mengungkapkan, Qatar terus menjalin komunikasi dengan Kuwait terkait upaya mediasi dengan negara yang memblokade. Senin kemarin, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani menggelar pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron, membahas situasi terakhir. Menurut laporan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir, guna meringankan beban kemanusiaan akibat blokade itu, Qatar membuka dua jalur pelayaran baru antara Pelabuhan Hamad di Doha serta dua pelabuhan di Oman, yaitu Sohar dan Salalah. Selama ini, Qatar mengandalkan Pelabuhan Jabal Ali, dekat Dubai (Uni Emirat Arab/UEA), untuk aktivitas ekspor-impor. Qatar juga mengandalkan Pelabuhan Al Fujairah di UEA untuk mengisi atau menambah bahan bakar tanker pengangkut gas dan minyak dari Qatar ke negara luar. Produsen gas terbesar dunia itu secara rutin mengirim gas dengan tanker ke negara pelanggan terbesar, yakni China, India, dan Jepang. Pemerintah UEA juga telah menutup Pelabuhan Jabal Ali dan Al Fujairah bagi Qatar, Senin pekan lalu, setelah UEA memutus hubungan diplomatik serta menutup teritorial udara dan laut untuk semua moda milik Qatar.Pejabat perusahaan pelayaran Qatar, Saleh Abdullah al-Harun, seperti dikutip harian Asharq al Awsat, mengungkapkan, kini ada tiga kapal per pekan yang berlayar dari Pelabuhan Hamad, Doha, ke Pelabuhan Sohar, Oman. Volume pelayaran Doha-Sohar akan ditambah pada hari-hari mendatang. Qatar berencana membeli kapal baru untuk menambah volume pelayaran Doha-Sohar dan sebaliknya. Menurut importir Qatar dan Ketua Komite Pertanian Kamar Dagang Qatar Hamad bin Ahmed al-Obeidli, tidak tertutup kemungkinan dibentuk koalisi para importir Qatar guna menyewa pesawat dan kapal agar proses impor tetap berjalan. Kepala Urusan Pelabuhan Qatar Abdullah al-Khanji, dalam pertemuan dengan semua perwakilan perusahaan importir bahan makanan di Doha, Minggu, mengungkapkan, aktivitas pelayaran antara Doha dan Shanghai, China, yang dilakukan kapal New Falcon dan Ocean Alliance, terus berlanjut dan tidak terganggu. Menurut Khanji, dalam kondisi krisis saat ini, Pelabuhan Hamad, Doha, memberi prioritas untuk pembongkaran secara cepat kargo bahan makanan. Sebelum beredar berita Qatar membuka jalur pelayaran baru dengan Oman untuk kepentingan ekspor-impor, Iran dan Turki membuka jalur udara dan laut ke Qatar untuk pasokan logistik. Hari Minggu lalu, Iran mengirim 5 pesawat dan 3 kapal laut penuh dengan buah-buahan dan sayur-sayuran ke Doha. Turki juga mengirim bahan makanan dan bahkan pasukan ke Qatar.Di Kairo, Juru Bicara Badan Urusan Terusan Suez Tareq Hasanein menegaskan, Mesir tidak bisa mencegah kapal perang Turki melintasi Terusan Suez ke Qatar. Terusan Suez adalah terusan internasional yang menjamin keamanan kapal-kapal yang melewati terusan itu sesuai Kesepakatan Constantine 1888.Ia menegaskan, Mesir bisa mencegah kapal yang lewat Terusan Suez hanya untuk tiga hal, kapal pengangkut para budak, kapal pengangkut bahan narkotika, dan kapal negara yang sedang perang dengan Mesir. Imbauan soal peran RIDi Jakarta, Pemerintah RI diminta proaktif memprakarsai perdamaian antara Qatar dan Arab Saudi. Sebab, jika dibiarkan, krisis tidak hanya membahayakan kawasan Timur Tengah dan dunia Islam, tetapi juga merugikan Indonesia. Hal ini disampaikan Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu\'ti sebelum buka puasa bersama para tokoh Islam di rumah dinas Wapres Jusuf Kalla, Jakarta. "Pada hemat saya, dalam kasus ini, Indonesia perlu menampilkan peran penengah dan perantara," kata Din.Mu\'ti menambahkan, Indonesia sudah memiliki modal politik untuk menjadi mediator dalam sengketa Qatar-Arab. Indonesia merupakan negara yang bisa diterima semua kalangan, tak terkecuali negara-negara di kawasan Teluk yang tengah bersengketa.Menurut Din, Indonesia harus sesegera mungkin menetapkan utusan untuk menjadi mediator, bisa Menlu Retno LP Marsudi atau Wapres Kalla. (NTA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000