Pengurangan Bahaya Tembakau Dibahas dalam Forum Nikotin Global
Oleh
Evy Rachmawati
·2 menit baca
WARSAWA, KOMPAS — Sekitar 400 peserta dari 50 negara lebih saling berbagi pengalaman dalam bidang riset dan kebijakan terkait pengurangan bahaya tembakau bagi kesehatan. Selain mengurangi dampak buruk tembakau, berbagai inovasi produk alternatif yang diklaim bisa pengganti rokok dikenalkan.
Hal itu terungkap dalam dalam acara Forum Nikotin Global 2017 (Global Forum on Nicotine 2017/GFN), akhir pekan ini, seperti dilaporkan wartawan Kompas,Evy Rachmawati, dari Warsawa, Polandia. Adapun peserta GFN adalah akademisi, pengamat kesehatan publik, pembuat kebijakan, dan distributor produk nikotin.
Tahun ini Yayasan Pemerhati Kebijakan Publik Indonesia mempresentasikan poster hasil riset terkait dengan produk alternatif pengganti rokok, misalnya rokok elektronik, dalam GNF.
Dalam riset yang dilakukan Ahmad Syawqie dan Amalia dari YPKP Indonesia, terungkap sebagian besar cairan rokok elektronik yang beredar di pasaran tidak terstandar atau mengandung zat kimia tak dikenal. ”Setelah diperiksa di laboratorium, dari 9 sampel, 7 di antaranya ada zat baru,” kata Amalia, Minggu (18/6), di Warsawa.
Dave Sweanor, Ketua Panitia GFN 2017, menyatakan, pentingnya upaya pengurangan dampak buruk produk tembakau bagi kesehatan. ”Pemerintah perlu menyediakan akses informasi dan mengatur peredaran produk alternatif tembakau yang lebih baik,” ujarnya.
Selain itu, penelitian yang ada dinilai cukup untuk mendorong pemerintah mengadopsi prinsip pengurangan bahaya produk tembakau. ”Kebijakan yang baik harus didasarkan riset ilmiah yang komprehensif. Sejumlah hasil riset membuktikan manfaat produk alternatif pengganti rokok,” kata Sweanor.
GFN tahun ini mengangkat tema ”Mengurangi Risiko, Menyelamatkan Nyawa”. Forum itu menekankan pada komitmen pengembangan dan promosi kebijakan berbasis bukti ilmiah untuk mengurangi dampak buruk rokok.
Forum ini juga membahas mengenai perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat pada sektor konsumsi nikotin, termasuk berbagai produk alternatif yang diklaim bisa menggantikan rokok. Forum itu membahas pula kebijakan yang tepat untuk mengatur hal tersebut.
Mengingat tingginya angka perokok di Indonesia, pendiri YPKP Indonesia, Prof Ahmad Syawqie, mendorong Indonesia mengadopsi prinsip pengurangan bahaya bagi penggunaan produk tembakau. Jadi, Pemerintah Indonesia perlu menyusun regulasi yang mengatur produk alternatif rokok misalnya produk alternatif yang tak memiliki proses pembakaran.