Inflasi Jakarta untuk Masa Lebaran Terendah Tahun 2017
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Inflasi masa Lebaran DKI Jakarta tahun ini tercatat sebagai yang terendah selama enam Lebaran terakhir, yaitu 0,46 persen. Faktor utama adalah terjaganya harga pangan yang tetap stabil sepanjang bulan puasa hingga berakhirnya masa Lebaran.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta Thoman Pardosi mengatakan, untuk Lebaran tahun ini, penyumbang inflasi tertinggi adalah sektor transportasi, terutama transportasi udara. ”Ini memang tak bisa dihindari karena adanya tradisi mudik Lebaran,” ujar Thoman di kantornya, Jakarta, Senin (3/7).
Tiga kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi terbesar pada Juni di DKI Jakarta adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,90 persen. Diikuti kelompok sandang sebesar 0,75 persen dan bahan makanan sebesar 0,72 persen.
Rincian komoditas yang menyumbang inflasi terbesar untuk masa Lebaran ini di DKI Jakarta adalah angkutan udara sebesar 0,1226 persen, angkutan antarkota sebesar 0,0788 persen, tarif listrik sebesar 0,0644 persen, dan emas perhiasan 0,0328 persen.
Inflasi di DKI Jakarta untuk Juni ini terendah dari wilayah Jabodetabek. ”Inflasi tidak boleh sampai 0 karena artinya tidak ada aktivitas ekonomi. Tapi juga tak boleh terlalu tinggi karena dapat meningkatkan kemiskinan masyarakat,” ucap Thoman.
Ia mengapresiasi kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah DKI Jakarta yang pada Lebaran tahun ini ia nilai menunjukkan prestasi. Inflasi Lebaran ini justru turun dibandingkan inflasi sebulan sebelumnya, Mei 2017, inflasi bulanan 0,49 persen. Biasanya inflasi Lebaran di DKI Jakarta mencapai 0,8 persen.