Cinta Lokasi Duo ”Song” di Bukit Taebaek
Hampir dua pekan terakhir, publik jagat panggung entertainment berhiaskan rencana pernikahan Song Joong-ki dan Song Hye-kyo. Tinggal menghitung bulan, tepatnya 31 Oktober 2017, apabila tak ada aral melintang, kedua pemeran film drama romantis Korea Selatan, Descendants of the Sun, ini akan mengikatkan janji pernikahan.
Baru bicara soal rencana pernikahan saja, berbagai kisah cinta pribadi tentang siapa yang menjadi calon pengantin Song Hye-kyo (35) ini merebak.
Kisah tentang aktris kelahiran Daegu, Korsel, pada 22 November 1981 ini memang seperti tak habis-habisnya. Dia telah meniti kesuksesan di dunia seni peran melalui drama televisi seperti Autumn in My Heart (2000), All In (2003), Full House (2004), That Winter, The Wind Blows (2013), dan drama yang tak habis-habisnya dibicarakan adalah Descendants of the Sun (2016).
Di perjalanan karier seni peran itulah, kisah cinta Song Hye-kyo kerap menjadi santapan media. Namun, cinta dalam drama romantis Descendant of the Sun itulah yang agaknya mampu mengukir secara mendalam pergulatan cintanya. Song Joong-ki, yang dalam film itu berperan sebagai Kapten Yoo Shi-jin, membuat hatinya luluh, kepincut untuk akhirnya menambatkan hatinya dan memilih ”sang kapten”.
Song Joong-ki, yang dalam film itu berperan sebagai Kapten Yoo Shi-jin, membuat hatinya luluh, kepincut untuk akhirnya menambatkan hatinya dan memilih ”sang kapten”.
Di panggung perfilman Korsel, Song Joong-ki (31) juga tak hanya tampil sebagai aktor dan model, tetapi juga pembawa acara. Lelaki kelahiran Daejeon, Korsel, pada 19 September 1985, itu baru mulai dikenal saat membintangi drama bersejarah Sungkyunkwan Scandal (2010). Jauh sesudah perjalanan karier akting Song Hye-kyo.
Namun, pada 2012, nama Song Joong-ki melejit saat membintangi drama The Innocent Man sebagai pemeran utama dan film A Werewolf Boy. Lagi-lagi nama Song Joong-ki menjadi pembicaraan saat berperan di film drama Descendants of the Sun.
Foto di Bali
Bicara duo ”Song” ini memang menarik. Bahkan, foto prewedding mereka di Bali beberapa waktu lalu ikut menjadi pemberitaan utama di media. Boleh jadi, pertautan chemistry cinta keduanya terjalin di lokasi shooting di Pegunungan Taebaek, sebuah kota kecil di Provinsi Gangwon, Korsel.
Persis, saat mendengar rencana pernikahan mereka, entah bagaimana pikiran ini melayang kembali ke kota kecil itu. Awal Juni 2016, Kompas mengikuti perjalanan bus wisata dari Busan ke Taebaek, berlika-liku, sesekali menanjak dan menurun, mirip jalur perjalanan menuju Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terik mentari seakan menyergap. Lahan kosong yang cukup luas dengan hamparan batu-batuan kapur terlihat jelas. Dari kejauhan, sang pemandu wisata, Jina Lee, mulai menjelaskan lokasi ini sebagai salah satu lokasi shooting Descendants of the Sun.
Terkejut, ya memang boleh saja, saya yang datang bersama sejumlah perwakilan biro perjalanan dari Indonesia terkejut. Kita mau lihat apa di sini? Ini lokasi shooting-nya? Kok, kayak begini? Ini mau ”dijual” sebagai destinasi wisata? Pertanyaan-pertanyaan itu silih berganti.
Hamparan luas itu dihiasi sebuah bangunan batu yang sudah hancur. Jina pun tak menampik. Bangunan itu sepertinya sengaja dihancurkan agar lokasi shooting ini tidak dipergunakan lagi untuk menggarap film lainnya.
Tak kehabisan akal. Nuansa perjumpaan duo ”Song” itu dihadirkan dengan poster besar yang menampilkan Song Joong-ki dan Song Hye-kyo. Tak hanya itu, di ujung sisi yang cukup jauh dari gedung itu tergambar juga foto besar bangunan tersebut sebelum dihancurkan. Bangunannya mirip gereja tua yang beratap lancip.
Kemudian, ada sebuah peti kemas yang begitu dibuka, ada kursi kecil sang sutradara. Menghadirkan suasana shooting seakan belum lengkap tanpa busana yang dikenakan oleh aktrisnya. Maka, ada baju dokter yang menggambarkan busana yang dikenakan Song Hye-kyo ataupun baju militer pasukan Korea yang dikenakan oleh Song Joong-ki. Busana-busana itu pun boleh dipakai untuk swafoto.
Rupanya, kata Jina, sewaktu penggarapan film ini, tak banyak orang mengetahui lokasi shooting ini. Padahal, hampir setiap musim salju, banyak penduduk Korea ataupun turis asing singgah ke pegunungan ini untuk bermain ski.
Tidak hanya ada lokasi shooting di tempat terbuka ini. Bagi penggemar film ini, tentu masih teringat saat Song berjumpa di area yang mirip bangunan gudang. Ya, memang gudang sih yang saya lihat. Namun, ingatlah saat Song duduk makan di sebuah lokasi mirip barak, kedua tapak sepatu itu pun digambarkan di bawah meja tersebut.
Kebetulan saja, saya sempat diajak ke sebuah lokasi lain yang tak lain adalah sebuah hotel seni. Namanya Sancheong Art Mine yang didirikan oleh Min Seok-kim. Lokasinya sekitar 500 meter dari bukit Taebaek itu.
Ketika memasuki penginapan itu, Jina mengatakan, ”Kita tidak akan bertemu Song Joong-ki di sini. Namun, kita diajak merasakan kamar yang dulu ditempati Song Joong-ki. Ya, bayangkan saja, Song Joong-ki pernah bernapas di kamar ini.”
Jina pun tersenyum. Kamar dengan tiga tempat tidur ukuran 140 cm x 200 cm itu terlihat berjejer. Lagi-lagi, baju seragam militer Korea dan baju dokter pun dipersiapkan di gantungan dekat pintu. Dan, boleh dipakai juga untuk swafoto. Asyik kan....
Memang tergolong unik. Kamar penginapan itu memiliki perbedaan satu sama lain. Pemilik hotel ini memang hanya memercayakan desain kamar satu dengan kamar lainnya pada seniman-seniman tertentu yang memiliki ekspresi seni tinggi.
Selesai swafoto, saya menemukan kalau lokasi shooting ini memang sangat besar. Saya pun sempat dibawa menuruni tangga di ruang bawah tanah. Ada ruang cukup besar yang katanya dulu menjadi tempat cuci perlengkapan hotel, seperti seprei tempat tidur. Dinding-dindingnya memang berhiaskan keramik-keramik putih ukuran 15 cm x 15 cm. Namun, sebagian keramik dindingnya sudah cuil-cuil, seperti tidak digunakan lagi ruangan ini.
Nuansa film ini dihadirkan dengan adanya kamera untuk pengambilan gambar di sudut ruangan pintu masuk. Kemudian, ada film slide yang menggambarkan suasana penyekapan itu dihadirkan dalam sorotan ke lantai. Tak ketinggalan, sebuah kursi kecil tempat Song Hye-kyo duduk memerankan adegan penyekapan. Persis di bawah kursi itu juga ada dua telapak kaki untuk menunjukkan letak telapak kakinya.
Berbagai nuansa yang menggambarkan film ini memang sangat menarik, setidaknya bagi saya. Dalam rombongan itu, saya sebagai satu-satunya jurnalis—setidaknya dari Indonesia—yang diajak untuk menikmati suasana lokasi shooting ini. Inilah liputan ”napak tilas” Descendants of the Sun.
Tentulah, andai saja ada Song Joong-ki ataupun Song Hye-kyo yang bisa mengisahkan satu demi satu kenangan di lokasi shooting itu, bisa jadi bukan hanya kisah film yang diceritakan. Bisa jadi, ada bumbu cinta lokasi alias cinlok yang mereka berdua rasakan ikut diceritakan. Di sudut mana mereka bermesraan, misalnya. Di mana mereka berciuman, misalnya, mungkin dapat diceritakan. Andai saja....