Uji Coba Pertandingan dan Acong Yang Ingin Pecahkan Rekornas
Oleh
Korano Nicolash LMS
·4 menit baca
Untuk pertama kalinya cabang atletik melaksanakan test event atau uji coba pertandingan di Lapangan Atletik Rawamangun, Jakarta Timur dan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Sejumlah atlet bertekad memecahkan rekor di ajang itu.
“Khusus untuk pelaksanaan di Stadion Rawamangun sini, hanya digelar untuk 3 nomor. Yakni nomor 5000 meter putri, 3000 meter halang rintang serta jalan cepat,” tutur Taufik Yudi Mulyono, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) periode 2016-2020. Hal tersebut disampaikan Taufik usai pelaksanaan test event yang berlangsung di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (15/7) sore.
Pada nomor 5.000 meter putri yang diikuti dua atlet, yakni Triyaningsih pemegang rekor nasional yang sudah mencapai waktu 15 menit 54,32 detik serta Olivia, Triyaningsih masih tetap menjadi yang terdepan.
“Sekalipun waktunya masih mencapai 17 menit, 17,04 detik. Waktu tersebut tentu jauh lebih baik dari hasil uji coba terakhir di Thailand beberapa waktu lalu yang mencapai 17 menit 50 detik.” ungkap Taufik yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta itu.
Sedangkan Olivia hanya mencapai 17 menit 53,90 detik. “Tentu kami harap sedikitnya Triyaningsih bisa mencapai di bawah 16 menit 50 detik. Mengingat perah medali SEA Games Singapura lalu catatan waktunya di situ.”
Sedangkan untuk nomor 3000 meter halang rintang putra, juga diikuti dua atlet saja. Yakni Acong Tio dan Elisar G. “Acong yang kini menjadi pelari nomor 1 Indonesia untuk 3000 meter halang rintang putra, memang sengaja berlari 15 detik di belakang Elisar. Ini memang sengaja, agar Elisar bisa menarik Acong,” jelas Taufik.
Sekalipun berlari di belakang Elisar, Acong Thio akhirnya mampu menyusul bahkan mencapai finis lebih dulu dengan catatan waktu 9 menit 9,06 detik. Sementara Elisar yang sudah disiapkan untuk mengganti posisi Acong hanya mencatat waktu 9 menit 35,93 detik.
Acong, menurut Rini Budiarti, salah satu pelatih halang rintang Indonesia yang juga menjadi idola Acong, memiliki peluang untuk menjadi nomor satu di tingkat Asia Tenggara. Sekarang, tambah Rini, “Tinggal bagaimana Acong-nya. Mau bekerja dan berusaha keras atau tidak. Karena catatan waktu terbaiknya sudah tertinggal 0,1 detik saja dari rekor nasional yang dipegang Muhammat al-Qurais yang mencapai 8 menit 55 detik.”
Kalau untuk kategori putrinya, Rini mengakui dengan mulai jalan 7 bulan kandungan anak keduanya, “Indonesia masih belum memiliki pelari pelapisnya. Itu sebabnya, kemungkinan masih perlu beberapa waktu untuk bisa memperoleh pelapis yang berpotensi meraih medali di SEA Games.”
Acong sendiri kepada Kompas mengakui kalau kesempatan mengikuti SEA Games untuk ke dua kalinya ini, dirinya akan berusaha untuk meraih medali emas.
“Lawan terberat saya akan datang dari atlet Filipina dan Vietnam,” kata Acong yang berasal dari Malang dan pemenang medali emas 3000 meter halang rintang PON Jawa Barat,
Lebih jauh Taufik juga menjelaskan kalau rencana test event untuk nomor jalan cepat tidak jadi dilakukan. “Karena sejauh ini dianggap sudah cukup catatan waktu Hendro pada nomor 20 kilometer.”
Selanjutnya untuk test event kedua akan dilaksanakan Sabtu (22/7) mendatang di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. “Test event-nya hanya untuk nomor pendek dan menengah ditambah nomor lapangan, seperti lempar lembing, dan lompat jauh.”
Hemat
Dengan pelaksanaan test event ini, menurut Taufik, PB PASI telah melakukan sejumlah penghematan. Bukan hanya kebutuhan dana, tetapi juga kondisi atlet berikut kesesuaian atlet dengan programnya masing-masing.”
Semula memang kami berencana mengikutikan mereka pada kejuaraan di India. Tetapi mendengar perjalanannya akan tertahan hingga 5 jam di Singapura. Kemudian setelah di India juga masih harus tertahan hingga 5 jam menuju kota pelaksanaan kejuaraan.
“Akhirnya kami putuskan untuk melakukan test event saja. Sebab dengan ada penonton maka suasananya tentu sudah berbeda dengan latihan,” tutur Taufik.
Selain itu, “Atlet kita juga tidak perlu terlalu lama membuang waktu dan menghabiskan waktu untuk mengisi kegiatan program yang puncaknya sudah didesain di Kuala Lumpur nanti.”
Itu sebabnya, lanjut Taufuk, “Selain menghemat pengeluaran dana, karena memang event yang cocok untuk uji boca atlet sudah jarang, atlet juga tetap tidak akan kehilangan porsi latihan sesuai programnya.”