Hendak Dipindahkan, Puluhan Napi Pembuat Onar Melawan
Upaya petugas keamanan untuk memindahkan narapidana di Pekanbaru menghadapai perlawanan. Anggota Brimob sampai harus melepaskan tembakan.
Oleh
Syahnan Rangkuti
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Rumah Tahanan Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau, yang mengalami kerusuhan besar pada 5 Mei 2017 kembali ricuh pada Sabtu (15/7) malam. Kericuhan kali ini disebabkan oleh perlawanan yang dilakukan puluhan narapidana pembuat onar saat mereka akan dipindahkan ke beberapa lokasi lain di Riau.
”Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau mengungkapkan ada 21 narapidana yang kerap berbuat ulah, seperti memprovokasi atau mengintimidasi warga binaan lain, di rutan. Diputuskan napi bermasalah dipindahkan. Proses pemindahan dimulai Sabtu malam. Namun, rencana ini tidak berjalan mulus. Napi yang hendak dipindahkan melakukan provokasi dan perlawanan kepada petugas. Terjadi kerusuhan, tetapi dapat dikendalikan dan tidak ada tahanan atau napi yang kabur,” kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru Ajun Komisaris Besar Edi Sumardi dalam keterangan kepada pers di halaman Rutan Sialang Bungkuk, Minggu siang.
Dari keterangan yang dihimpun di lapangan, peristiwa kerusuhan mulai terjadi pada Sabtu malam tatkala petugas dari Brimob Polda Riau mulai melakukan pemisahan napi untuk pemindahan. Namun, napi target melakukan perlawanan dan mengajak rekannya membantu.
Dalam perlawanan itu, para napi melempar berbagai benda ke arah petugas keamanan. Benda yang dilemparkan antara lain batu, botol, dan ember. Ada pula benda seperti besi berbentuk batang pendek, gunting bunga, dan gagang sapu kayu yang diruncingkan.
Anggota Brimob menghadang dengan melemparkan gas air mata dan melepaskan tembakan ke arah atas sehingga para napi dipaksa mundur. Namun, aksi lempar terus terjadi sampai Minggu dini hari.
Sembari memukul mundur napi, petugas lapas dan polisi mengambil beberapa napi yang terlibat berbuat onar. Sampai Minggu dini hari, petugas menciduk 17 napi.
Pada Minggu pagi, pemindahan kembali dilanjutkan. Napi yang menjadi target pemindahan bertambah dari semula 21 orang menjadi 58 orang. Tambahan itu berasal dari napi yang ikut melawan dan membuat kerusuhan.
”Siang ini masih ada empat orang napi yang dicari di dalam lapas. Suasana sudah lebih kondusif. Sebagian napi dan tahanan telah masuk ke dalam sel, tetapi sebagian lain masih berada di bloknya masing-masing,” kata Edi.
Beredar informasi bahwa atap rutan sempat dijebol dan beberapa bagian bangunan lain dirusak. Namun, Edi mengatakan, pihaknya belum dapat memberikan keterangan tentang kerusakan. Saat ini, fokus utama polisi adalah menuntaskan pemindahan napi target dan mengakhiri kerusuhan.
”Setelah normal, kami baru mengidentifikasi kerusakan yang mungkin timbul saat kerusuhan,” kata Edi.
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Riau Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo mengungkapkan, sekitar 600 polisi diterjunkan untuk melakukan pengamanan Rutan Sialang Bungkuk. Jumlah itu belum termasuk anggota TNI yang membantu.
Sampai Minggu siang, semua petugas masih berada di lokasi. Adapun 58 tahanan yang dipindahkan dibawa ke Lapas Bangkinang di Kabupaten Kampar, Pasir Pengarayan (Rokan Hulu), dan Tembilahan (Indragiri Hilir).
Pada 5 Mei 2017, Rutan Sialang Bungkuk rusuh persis menjelang ibadah shalat Jumat. Sebanyak 473 napi dan tahanan kabur. Sampai Minggu (16/7), masih ada 125 orang napi dan tahanan yang dinyatakan buron.