Anjing Bersahabat dengan Manusia karena Faktor Genetik
Oleh
Subur Tjahjono
·2 menit baca
Para peneliti telah mengonfirmasi bahwa anjing peliharaan menunjukkan perilaku yang lebih diarahkan kepada manusia dan menghabiskan lebih banyak waktu berdekatan dengan manusia. Konfirmasi tersebut diperoleh dari sebuah studi baru yang mengidentifikasi terjadinya perubahan genetik anjing yang terkait dengan perilaku sosial manusia.
Penelitian tersebut dilakukan tim peneliti interdisipliner, termasuk dari Universitas Princeton, Amerika Serikat. Hasil penelitian diterbitkan di jurnal Science Advance, yang juga dipublikasikan Sciencedaily.com edisi Rabu (19/7). Penelitian dipimpin Bridgett vonHoldt, asisten guru ekologi dan biologi evolusioner di Universitas Princeton.
Dalam penelitiannya, tim mengurutkan wilayah kromosom 6 pada anjing dan menemukan banyak bagian DNA anjing yang berhubungan dengan perbedaan perilaku sosial. Dalam banyak kasus, penyisipan genetik unik yang disebut transposon di wilayah kritis sindrom Williams-Beuren (WBSCR) sangat terkait dengan kecenderungan anjing untuk mencari manusia untuk kontak fisik, bantuan, dan informasi.
Selain itu, peneliti menganalisis data perilaku dan genetika dari anjing dan serigala abu-abu, VonHoldt dan rekan mereka melaporkan aspek genetik yang kuat terhadap perilaku sosial yang diarahkan manusia oleh anjing. Monique Udell, asisten guru besar ilmu hewan di Universitas Negeri Oregon, AS, mengumpulkan dan menganalisis data perilaku untuk 18 anjing peliharaan dan 10 serigala yang disosialisasikan manusia, serta sampel biologis yang digunakan untuk mengurutkan genom mereka.
”Penelitian ini memberikan bukti bahwa ada mekanisme konservatif evolusioner tertentu yang berkontribusi terhadap persahabatan antarspesies (anjing dan manusia). Peneliti telah menemukan bahwa wilayah (kromosom 6) ini berkontribusi terhadap keramahan pada anjing,” kata Anna Kukekova, asisten guru besar di Departemen Ilmu Hewan di Universitas Illinois di Urbana-Champaign, AS.
Bukti yang ditemukan para peneliti juga memberi jawaban atas mempertanyakan peran domestikasi dalam evolusi perilaku anjing. Kebanyakan ahli sepakat bahwa anjing peliharaan pertama adalah serigala yang berkelana ke permukiman manusia purba. ”Anjing proto ini berevolusi tidak hanya dalam penampilan mereka, tetapi juga perilaku mereka,” kata VonHoldt.
Namun, tidak seperti penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa, selama proses domestikasi, anjing dipilih karena kemampuan untuk membedakan gerakan dan suara, VonHoldt dan tim riset berpendapat bahwa anjing dipilih karena kecenderungan mereka untuk mencari persahabatan dengan manusia.
”Jika manusia purba bersentuhan dengan serigala yang memiliki kepribadian tertarik pada mereka, dan hanya tinggal bersama dan membesarkan anjing primitif tersebut, mereka (serigala) akan membesar-besarkan sifat menjadi sosial,” kata VonHoldt.