Langkah Pasti Galaxy S8
Menyandingkan Galaxy S8 Plus dengan Galaxy S II seperti melihat perjalanan panjang Samsung dalam memperkenalkan ponsel andalan mereka.
Menyandingkan Galaxy S8 Plus dengan Galaxy S II seperti melihat perjalanan panjang yang dilakoni Samsung dalam memperkenalkan ponsel andalan mereka untuk pasar. Pesannya jelas, Samsung sudah tahu jelas bagaimana memuaskan pasar kebanyakan meski ada beberapa catatan.
Galaxy S8 Plus berikut varian lain, yakni Galaxy S8, terpaut enam tahun sejak S II diluncurkan. Perbedaan dalam hal teknologi atau spesifikasi teknis terlihat mulai dari sistem dalam cip, kapasitas penyimpanan internal, sensor kamera, layar, hingga sensor sidik jari.
Resolusi 8 megapiksel di kamera S II cukup bagus dan andal pada masanya. Jaminan itu juga dipertahankan S8 dengan kamera 12 megapiksel disertai teknologi 2 piksel yang mampu menonjolkan detail foto dengan apik. Tidak ketinggalan diafragma f/1.7 yang membuat kamera tetap gegas mengambil gambar dalam kondisi pencahayaan yang suram.
Satu hal yang sedikit membuat kecewa adalah keputusan Samsung untuk memboyong teknologi kamera dari seri S7 tanpa banyak perubahan ke seri selanjutnya. Namun, fakta tersebut tidak akan mengubah kesimpulan bahwa kamera ponsel pintar ini sangat bisa diandalkan untuk segala kondisi dan masih memimpin di antara ponsel sekelas.
Pertengahan Juli lalu, S8 Plus ini dicoba saat menyusuri sungai di kawasan Clarke Quay, Singapura. Beberapa saat setelah matahari tenggelam, langit sudah gelap, disusul pendar lampu dari kafe dan warung yang membuka pintu bagi wisatawan yang berburu makan malam sambil menikmati suasana.
Dari seberang sungai, kamera belakang ponsel ini bisa menangkap kemeriahan dermaga yang diapit bangunan dengan lampu beraneka warna. Detail pada bangunan, refleksi pada permukaan air, serta langit tetap dipertahankan. Semua bisa diambil meski ponsel hanya digenggam kedua tangan.
Begitu pula saat berada di kawasan pecinan, mode profesional dari kamera cukup leluasa diulik mulai dari kecepatan rana, fokus, ISO, dan diafragma. Kecepatan rana rendah yang digunakan untuk memotret kendaraan yang bergerak di jalur lalu lintas menyisakan garis bercahaya. Tanpa khawatir hasilnya kabur karena goyangan tangan, foto tersebut bisa dieksekusi dengan mudah.
Satu yang menarik dari aplikasi kamera yang dipergunakan adalah menyisipkan fitur realitas berimbuhan (AR) berupa topeng di wajah dengan pilihan beragam seperti hewan. Bukan untuk keperluan yang serius memang, tetapi hal ini merupakan pendekatan baru yang diambil Samsung untuk membuat ponsel tersebut lebih ramah bagi pengguna lebih muda. Meski demikian, fitur AR ini banyak disediakan oleh layanan lain, seperti Facebook dan Instagram.
Perubahan muka
Layar resolusi 2960 x 1440 piksel dari S8 menggambarkan lompatan teknologi layar dari S II yang memiliki resolusi 800 x 480 piksel. Untungnya Samsung tidak berhenti. Desain layar tanpa tepi di sisi kanan dan kiri yang melengkung menggiring pandangan mata seolah isi layar menyatu dengan telapak tangan.
Ditambah lagi, tombol fisik yang biasa berada di bagian bawah layar kini tidak lagi dijumpai. Tombol tersebut masih ada di seri sebelumnya, yakni S7, untuk kembali ke menu utama sekaligus verifikasi keamanan karena menyatu dengan sensor sidik jari. Sensor itu kini berada di bagian belakang ponsel, bersanding dengan lensa kamera.
Yang tersisa adalah permukaan layar yang sepenuhnya memenuhi bagian muka ponsel kini hanya menyisakan bagian atas untuk lensa kamera depan serta bagian bawah. Pendekatan ini membuat pengguna S8 bisa menikmati konten resolusi tinggi yang ditampilkan layar dengan lebih leluasa dan maksimal.
Penempatan sensor sidik jari di seri ini terbilang janggal karena biasanya berada di bawah lensa, tetapi kali ini berada di sampingnya. Sebagian pengguna mungkin akan kesulitan dengan penempatan sensor itu karena jari tangan harus lebih menjangkau demi meraih sensor sidik jari.
Mengikuti jejak sertifikasi ingress protection (IP) yang diterapkan sejak Galaxy S7, pengguna ponsel ini tidak perlu khawatir dengan air dan debu dalam jumlah tertentu. Ponsel tetap aman dipakai bahkan setelah tenggelam di dalam air, dengan catatan tidak melampaui kedalaman 1,5 meter dan tidak lebih dari 30 menit.
Ekosistem
Aplikasi bawaan yang membebani alias bloatware adalah masalah klasik yang dijumpai pada awal era ponsel Android. Tidak terkecuali Samsung saat memperkenalkan S II pada tahun 2011 yang sarat dengan aplikasi yang sia-sia. Misalkan, aplikasi S Calendar untuk menyusun jadwal, padahal ada aplikasi serupa bawaan dari sistem operasinya.
Tampilan antarmuka TouchWiz pada era itu menjadi cibiran karena tidak apik dalam mengelola sumber daya yang dimiliki ponsel pintar. Tidak banyak variasi baru yang ditawarkan tampilan antarmuka ini.
Mengingat pengalaman tersebut, Samsung juga membuktikan diri bahwa mereka juga bisa berbenah dalam hal perangkat lunak. Pengalaman yang jauh berbeda dirasakan sewaktu menggunakan S8 karena tampilan antarmuka yang indah dan fungsional dengan navigasi mudah tanpa melupakan estetika.
Konsistensi cara navigasi tampilan aplikasi ataupun kamera merupakan nilai tambah untuk membuat penggunanya mudah menguasai cara pengoperasian ponsel pintar ini. Mengakses pilihan tambahan dari ponsel ini didominasi usapan jari ke layar dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Galaxy S8 kini berperan sebagai perangkat yang menjadi pusat dari peralatan dan perangkat elektronik Samsung lainnya. Tidak sekadar ponsel seperti ditawarkan S II, ponsel ini berupaya menjadi pengganti komputer, misalnya lewat aksesori DeX yang memungkinkan perangkat ponsel dihubungkan ke layar eksternal.
Menggunakan ponsel unggulan dari Samsung juga berarti akses kepada ekosistem perangkat buatan mereka, seperti Gear VR dan Gear 360 Camera. Hingga kini, perangkat tersebut belum bisa dipasangkan dengan ponsel Samsung kelas menengah seperti seri A dan J.
Asisten pribadi
Seri S8 merupakan pertama kali Samsung memperkenalkan Bixby, sebuah asisten virtual yang terintegrasi ke layanan yang mereka berikan. Penjelasan paling mudah dari Bixby adalah upaya Samsung untuk membuat alternatif asisten pribadi seperti yang sudah dilakukan oleh Google.
Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Bixby adalah merangkum data seperti pesan ataupun agenda kegiatan, berikut aplikasi-aplikasi yang daftarnya akan bertambah di masa mendatang. Dari halaman muka, pengguna bisa mengakses rangkuman informasi itu secara sederhana.
Bixby juga menerima perintah suara seperti halnya asisten virtual yang ditawarkan Google. Untuk saat ini, perintah suara dari Google lebih unggul karena sudah bisa memahami ucapan dalam bahasa Indonesia, sedangkan untuk Bixby masih harus menunggu dalam waktu yang belum bisa dipastikan.
Keunggulan lain dari Bixby adalah integrasi ke fitur kamera yang memungkinkan identifikasi obyek yang tertangkap kamera. Secara teori, fitur ini memungkinkan gambar yang dilihat kamera bisa dikenali mulai dari jenis produk, penerjemahan teks, hingga mengenali tempat.
Masalah yang muncul, hasilnya belum akurat dalam menggambarkan obyek. Sering kali kamera bertenaga Bixby salah mengenali obyek sehingga hasilnya jauh berbeda. Teknologi ini memang membutuhkan waktu untuk menjadi sempurna dan untuk sementara mungkin belum banyak berguna bagi pengguna di Indonesia.
Namun, Bixby yang belum sempurna tidak mengganggu pengalaman utuh dalam menggunakan Galaxy S8. Ponsel ini lahir dari proses panjang dan penyempurnaan yang dilakukan setiap seri untuk menghasilkan produk yang bisa diterima secara luas. Berkaca dari S II, Samsung sudah melalui jalur yang tepat.