SURABAYA, KOMPAS — Tim nasional Indonesia menargetkan meraih posisi delapan besar dalam Kejuaraan Bola Voli Asia Putra Ke-19 di Gresik, Jawa Timur. Target di kejuaraan yang digelar 24 Juli-1 Agustus 2017 ini dipatok tinggi untuk memacu semangat tim guna memenuhi ambisi meraih medali emas di SEA Games Kuala Lumpur beberapa minggu kemudian.
Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Imam Sudjarwo di Surabaya, Jumat (21/7), mengatakan, kejuaraan dua tahunan yang pada edisi ke-19 diikuti oleh 16 tim negara Asia itu amat penting bagi ”Merah Putih”. Salah satu alasannya, tim-tim peserta ingin menguji lawan untuk menghadapi Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
Kejuaraan ini diikuti tim-tim kuat tradisional, yakni Jepang, Korea Selatan, China, Iran, dan Australia. Dari Asia Tenggara, yang ikut adalah Thailand yang pada kejuaraan sebelumnya masuk delapan besar.
Selain itu, ada Vietnam yang lolos dari kualifikasi zona Asia Tenggara. Di kejuaraan kali ini, Thailand otomatis masuk karena di kejuaraan sebelumnya berada di peringkat delapan besar. Vietnam ikut karena lolos kualifikasi, sedangkan Indonesia masuk karena diuntungkan faktor sebagai tuan rumah.
Bagi Indonesia, jika mampu menembus delapan besar sekaligus menumbangkan Thailand dan Vietnam, peluang meraih medali emas di SEA Games terbuka lebar. Selain itu, apabila meraih posisi delapan besar, akan memastikan keikutsertaan Merah Putih pada kejuaraan ke-20.
Keikutsertaan Indonesia di kejuaraan ke-19 ini menjadi pelepas dahaga setelah empat tahun atau dua kejuaraan sebelumnya absen karena tidak masuk delapan besar atau kualifikasi. ”Jadi jelas, ini kejuaraan untuk mengukur kemampuan kita,” ujar Imam.
Di kejuaraan nanti, 16 tim terbagi menjadi empat grup. Indonesia berada di Grup A bersama Qatar, Kazakhstan, dan Arab Saudi. Vietnam di Grup C yang dihuni Jepang (juara 8 kali), Korea Selatan (juara 4 kali), dan Sri Lanka. Thailand di Grup D bersama China (juara 6 kali), Australia (juara 1 kali), dan Hongkong. ”Untuk masuk delapan besar berarti Indonesia harus minimal di posisi kedua Grup A,” kata Imam.
Kepala Bidang Pertandingan dan Kompetisi PBVSI Hanny Surkatty menambahkan, kejuaraan amat penting untuk melihat potensi kekuatan Thailand dan Vietnam di SEA Games. Tim yang akan turun, termasuk Indonesia, sudah pasti juga akan turun di SEA Games nanti. ”Nama-nama anggota tim sudah didaftarkan ke panitia SEA Games. Jika berkesempatan menghadapi mereka (Thailand dan Vietnam), akan diketahui peluang nanti di SEA Games,” katanya.
Ketua panitia pelaksana Heyzer Harsono mengatakan, tim yang terlebih dahulu tiba adalah China. Rombongan tim mancanegara menginap di 235 kamar hotel di Surabaya dan Gresik. Tim dengan rombongan terbesar diyakini adalah Iran dengan 30 orang. Iran adalah finalis 2009, juara 2011 setelah mengalahkan China, juara 2013 dengan mengalahkan Korea Selatan, dan finalis 2015. Satu-satunya penjegal Iran di final adalah Jepang. ”Dengan rombongan besar, terlihat betapa serius dan besar ambisi Iran yang selalu ke final di empat kejuaraan terakhir,” ujarnya.
Heyzer mengatakan, kejuaraan berlangsung di Gelanggang Olahraga Tridharma dan Wahana Ekspresi Poesponegoro di Gresik. Kedua gedung itu paling layak untuk menggelar kejuaraan karena memenuhi standar internasional, khususnya Tridharma. Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia justru tidak memiliki gedung pertandingan bola voli yang memenuhi standar internasional seperti Tridharma. ”Padahal, hotel di Surabaya jauh lebih siap daripada Gresik,” katanya.
Kejuaraan juga akan dimeriahkan dengan stan-stan cendera mata dan kuliner khas Indonesia, terutama Jatim. Selain itu, di sela-sela kejuaraan juga akan dipertunjukkan kekayaan budaya Nusantara berupa peragaan tari dan busana. Kejuaraan ini disiarkan oleh stasiun televisi internasional dengan beberapa pilihan laga secara langsung. Momentum itu dimanfaatkan Indonesia sebagai ajang promosi keberagaman Nusantara ke dunia. ”Untuk program bebas, tim-tim mancanegara sudah pasti dibawa ke obyek-obyek wisata di Jatim,” kata Heyzer.