Sebanyak 1 ton sabu dari Taiwan yang berhasil diungkap petugas kepolisian yang bekerja sama dengan polisi Taiwan dan pihak lain digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (20/7). Petugas gabungan juga menyita kapal Wanderlust yang membawa sabu tersebut.
BATAM, KOMPAS — Polisi membongkar beberapa bagian kapal Wanderlust yang dipakai untuk menyelundupkan 1 ton narkotika. Pembongkaran badan kapal itu untuk memastikan tidak ada lagi sabu atau narkotika jenis lain yang disimpan di lambung kapal.
Kepala Polda Kepulauan Riau Inspektur Jenderal Sambudi Gusdian mengatakan, pembongkaran dilakukan di Batam, Kepulauan Riau. Sebab, kapal itu masih ditahan di Batam setelah ditangkap di perairan Bintan. ”Nanti barang-barang dari kapal ini dibawa ke Jakarta untuk penyelidikan lebih lanjut,” ujarnya, Jumat (21/7), di Batam.
Seperti diberitakan, kapal Wanderlust ditangkap petugas patroli Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Ditjen BC) di perairan Bintan. Setelah itu, kapal dibawa ke Batam dan ditambatkan di dermaga dekat gudang barang sitaan Ditjen BC di kawasan Tanjung Uncang, Batam. Kapal itu disita setelah ada informasi bahwa penyelundup menggunakan sejumlah kapal untuk membawa 1 ton sabu ke Banten. Penyelundupan itu diungkap oleh Polda Metro Jaya pada pekan lalu (Kompas, 17/7).
Pembongkaran terhadap kapal sudah dilakukan beberapa kali. Dalam pembongkaran terakhir, Jumat, kapal dibawa ke salah satu galangan kapal di Batam. Kapal itu tiba di galangan pada Jumat dini hari. Penyidik Polri membawanya dari dermaga dekat gudang Ditjen BC menuju galangan kapal. Dermaga dan galangan kapal sama-sama terletak di kawasan Tanjung Uncang.
Di galangan, badan kapal dipotong sebagian. Pemotongan itu dilakukan untuk melihat ruang-ruang di antara palka dan kabin kapal. Polisi memutuskan badan kapal harus dilubangi dan dipotong di beberapa bagian untuk mencari ruang tersembunyi. ”Penyidik ingin benar-benar memastikan tidak ada lagi narkoba disembunyikan di kapal,” ujarnya.
Kapal itu dibongkar secara bertahap. Minggu (16/7), polisi mengeluarkan perahu karet dari kapal. Perahu itu diduga dipakai mengangkut sabu dari kapal ke pantai di Banten. Kapal diduga tetap berada jauh dari pantai selama proses bongkar sabu.
Selain mengeluarkan perahu karet, polisi juga melepaskan beberapa bagian dari mesin kapal. Hal itu dilakukan untuk memastikan kapal tidak bisa berlayar lagi sehingga tidak mungkin digunakan. Bagian yang juga diperiksa adalah GPS kapal. Pemeriksaan GPS untuk melacak rute yang dilalui kapal itu.
Pemeriksaan rute pelayaran penting untuk mengetahui daerah perairan yang digunakan penyelundup. Dengan demikian, pada masa mendatang, petugas patroli punya tambahan informasi tentang perairan yang rawan dilintasi penyelundup.
Penyidik, lanjut Sambudi, juga memeriksa kabin kapal. Pemeriksaan untuk memastikan di mana saja sabu disimpan selama pelayaran. Selain itu, kabin juga diperiksa untuk memastikan tidak ada lagi sabu atau narkotika jenis lain tertinggal di kapal.
Adapun lima awak Wanderlust sudah dimintai keterangan. Mereka juga sudah diidentifikasi oleh para penyelundup untuk memastikan kelima orang itu merupakan pengantar sabu. Untuk identifikasi, tim Polda Metro Jaya mengamankan tiga warga Taiwan, yakni Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu, dan Hsu Yu Li. Trio itu merupakan penyelundup 1 ton sabu yang ditangkap di Anyer.
Informasi yang dihimpun Kompas, awak kapal itu bernama Tsai Chih Hung, Sun Chih Feng, Kuo Chun Yuan, Kuo Chun Hsiung, dan Juang Jin Sheng. Polisi belum membeberkan lebih lanjut peran mereka dalam penyelundupan itu dan bagaimana mereka dikontak para penyelundup.
