logo Kompas.id
UtamaPorsi Pendapatan untuk Belanja...
Iklan

Porsi Pendapatan untuk Belanja Berkurang

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPASKonsumsi rumah tangga, sebagai faktor utama penopang pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi 56,94 persen, masih stagnan. Stagnasi ini disebabkan penurunan pendapatan masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah.Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede kepada Kompas, Jumat (21/7), di Jakarta, mengatakan, konsumsi rumah tangga yang masih stagnan itu terindikasi dari tingkat keyakinan konsumen yang cenderung melemah pada Juni 2017. Hal itu disebabkan persepsi konsumen terhadap keterbatasan penyediaan lapangan kerja saat ini ataupun dalam 6 bulan mendatang yang menurun. Selain itu, porsi pendapatan yang digunakan untuk belanja atau konsumsi juga menurun sejak Desember 2016 hingga Juni 2017. Sementara porsi pendapatan yang digunakan untuk tabungan cenderung meningkat."Hal itu didukung penurunan rata-rata upah buruh harian buruh tani dan buruh bangunan, masing-masing sebesar 0,07 persen secara tahunan dan 1,91 persen pada Juni 2017," katanya.Penurunan konsumsi rumah tangga juga tecermin dari volume perdagangan pada Juni 2017. Badan Pusat Statistik menyebutkan, rata-rata harga impor naik 1 persen per Juni 2017 dengan volume perdagangan turun 1 persen selama semester 1 tahun ini."Selain itu, indikasi lain yang menjelaskan masih stagnannya konsumsi rumah tangga adalah volume penjualan sektor ritel dan fast moving consumer goods. Hal itu terjadi karena masyarakat cenderung berhemat dan menunda konsumsi," tuturnya.Secara terpisah, Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengemukakan, konsumsi rumah tangga semester I-2017 memang melambat. Hal itu antara lain tecermin dari penjualan ritel pada Juni 2017 yang hanya tumbuh 6,7-6,8 persen atau lebih rendah dari Juni 2016 yang tumbuh 7-8 persen.Penurunan konsumsi rumah tangga itu disebabkan daya beli masyarakat yang berkurang akibat kenaikan tarif dasar listrik. Pendapatan masyarakat dari gaji ke-13 juga bergeser, dari Juni menjadi Juli tahun ini."Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melambat itu di luar perkiraan BI. Kendati begitu, BI tetap optimistis, semester II tahun ini konsumsi rumah tangga akan tumbuh," ujarnya.Menurut Dody, BI dan pemerintah akan mendorong konsumsi rumah tangga dengan menjaga inflasi agar berada di level yang rendah. "Ke depan, pemerintah masih akan menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat. Proyek pembangunan pemerintah juga masih terus berjalan sehingga menjadi pemicu peningkatan konsumsi rumah tangga," katanya. Pergeseran polaKetua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman berharap penurunan daya beli yang memengaruhi konsumsi masyarakat segera diatasi. Ia menyebutkan, pada 13 Juli 2017 pernah diselenggarakan diskusi kelompok terfokus yang menghadirkan asosiasi makanan dan minuman, asosiasi ritel, perbankan, asosiasi truk, dan Nielsen. Dari diskusi dan survei terungkap perihal pergeseran pola belanja. Masyarakat kelompok menengah bawah yang biasanya berbelanja sebelum bulan Ramadhan menggeser belanja menjadi menjelang Idul Fitri. Hal ini menggambarkan cadangan keuangan yang tipis sehingga mengandalkan tunjangan hari raya.Masyarakat kelompok menengah atas juga mulai hati-hati berbelanja atau mengurangi pembelian bernilai besar, seperti properti atau mobil, terkait kekhawatiran menyikapi dinamika aturan perpajakan.Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, persoalan daya beli dan konsumsi saat ini terasa di banyak sektor. "Bukannya tidak ada uang, melainkan ini lebih ke faktor psikologis," katanya.Menyikapi kondisi seperti ini, Kadin akan mendengarkan masukan dunia usaha dan berkoordinasi dengan pemerintah untuk menggairahkan perekonomian. (HEN/CAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000