Timor-Leste Gelar Pemilu Legislatif, Warga Ingin Pembangunan Meningkat
Oleh
MH SAMSUL HADI
·3 menit baca
DILI, SABTU — Warga Timor-Leste mengantre di tempat-tempat pemungutan suara, Sabtu (22/7), untuk menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum legislatif keempat setelah negeri itu memisahkan diri dari Indonesia. Lebih dari 700.000 warga Timor-Leste terdaftar sebagai pemilih. Suara mereka akan menentukan 65 anggota legislatif, yang diperebutkan lebih dari 20 partai politik.
Pemilu legislatif berlangsung di tengah meningkatnya frustrasi warga terhadap kegagalan pemerintah memanfaatkan kekayaan hasil pendapatan dari penjualan minyak dan gas untuk menopang pembangunan dan menciptakan lapangan pekerjaan. Pemilu ini akan menentukan perdana menteri.
Perdana menteri akan dipilih partai pemenang atau koalisi partai-partai di parlemen. Ia akan menjalankan roda pemerintahan dan menjadi tokoh politik paling berpengaruh di Timor-Leste. Adapun presiden, yang dijabat mantan pejuang Francisco ”Lu Olo” Guterres hasil pemilu Maret lalu, hanyalah jabatan seremonial meski berperan penting menjaga perdamaian di antara politisi-politisi yang bersaing.
Dua partai utama, yakni Front Revolusioner untuk Kemerdekaan Timor Timur (Fretilin) dan Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT), diperkirakan bakal meraup hasil bagus pada pemilu legislatif ini. Namun, Partai Pembebasan Rakyat yang baru dibentuk diprediksi juga bakal menjadi kekuatan penting, dengan janji pemimpinnya, Taur Matan Ruak, untuk memberantas korupsi.
Hasil resmi pemungutan suara diperkirakan akan diumumkan pada 6 Agustus mendatang meski hasil sementara bisa keluar lebih cepat.
Xanana Gusmao, salah satu mantan pejuang Timor-Leste dan presiden pertama negara itu setelah Timor-Leste melepaskan diri dari Indonesia, dan partai yang dipimpinnya, CNRT, disebut-sebut bakal memimpin perolehan suara. CNRT juga menjadi bagian koalisi yang memerintah Timor-Leste saat ini.
”Setelah satu bulan yang melelahkan, saya yakin, kami bakal menang. Jika kami menang, kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan negara dan bangsa ini,” kata Xanana sebelum menggunakan hak suaranya.
Ia menambahkan, jika partainya menang, pihaknya akan melanjutkan pembangunan dengan fokus pada pertanian dan turisme serta minyak dan gas. Sejumlah analis mengatakan, tantangan pemerintahan Timor-Leste yang akan terbentuk ialah bagaimana melepaskan diri dari ketergantungan pada pendapatan penjualan minyak serta mencari diversifikasi pendapatan melalui pertanian dan industri.
Sektor energi menyumbang sekitar 60 persen produk domestik bruto (GDP) Timor-Leste tahun 2014 dan lebih dari 90 persen pendapatan pemerintah. Timor-Leste, yang sedikit lebih kecil daripada Hawaii, berpenduduk sekitar 1,2 juta jiwa. Separuh dari mereka hidup dalam kemiskinan.
”Saya berharap, partai yang menang dalam pemilu ini akan membangun Timor-Leste menjadi lebih bagus daripada sebelumnya,” ujar Maria Magdalena (28) setelah menggunakan hak pilihnya dengan memilih Front Revolusioner untuk Kemerdekaan Timor Timur (Fretilin), salah satu partai dalam koalisi yang memerintah saat ini.
”Saya hanya ingin semuanya berjalan lancar, damai, dan tidak ada konflik di negeri ini,” lanjut Maria.
Pemilu legislatif—dan pemilu presiden, Maret lalu—merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan Timor-Leste setelah PBB mengakhiri operasi perdamaian pada akhir 2012. Meski sempat muncul kekhawatiran bakal muncul kekerasan, sejauh ini tidak ada laporan tentang kekacauan menjelang atau saat berlangsung pemungutan suara.
”Saya bangga, sebagai presiden, saya mampu memastikan bahwa proses (pemilu) berjalan damai dan bahwa kami telah mendirikan negara demokrasi,” kata Presiden Francisco Guterres. (AFP/REUTERS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.