PEKANBARU, KOMPAS — Makin masifnya penggunaan media sosial, terutama pada anak-anak, mengundang perhatian Presiden Joko Widodo. Media sosial tidak dilarang untuk anak-anak, tetapi ada hal-hal yang harus menjadi perhatian serius. Tujuannya, agar media sosial menjadi media kreativitas anak, bukan justru memicu munculnya persoalan baru.
Presiden menjelaskan penggunaan media sosial ini saat Hari Anak Nasional, Minggu (23/7), di Pekanbaru, Riau. Menurut Presiden, anak-anak yang berusia kurang dari 13 tahun sebaiknya tidak memiliki akun media sosial sendiri, tetapi bisa menggunakan media sosial dengan akun orangtuanya.
Penjelasan ini disampaikan di hadapan ribuan anak-anak saat menjawab pertanyaan seorang siswa sekolah dasar bernama Grace di lokasi acara. ”Mengapa harus pakai Facebook mama untuk bermain media sosial?” kata Grace kepada Presiden.
Menurut Presiden, jika ingin memiliki akun Facebook sendiri, sebaiknya untuk anak yang sudah berusia 13 tahun lebih. Namun, penggunaannya tetap dalam pengawasan orangtuanya. ”Saya meminta orangtua untuk membimbing menggunakan Facebook dengan baik. Aturannya memang baru boleh main di atas 13 tahun,” kata Presiden.
Saat ditanya kesukaannya main apa, Grace di hadapan Presiden mengaku suka memainkan telepon genggam. Presiden tersenyum seraya memberikan hadiah sepeda untuk Grace karena berani maju naik ke panggung.
Maraknya penggunaan media sosial juga menjadi perhatian serius Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise. Menurut Yohana, pelajar sebaiknya fokus pada tugas belajarnya. Tugas utama pelajar, kata Yohana, bukan untuk memainkan telepon genggam atau media sosial. ”Kalian harus banyak baca buku. Jangan bergantung pada telepon genggam. Jangan coba-coba buka situs-situs yang tidak pantas untuk anak,” kata Yohana.