JAKARTA, KOMPAS — Penampilan koran Indonesia terbitan hari Rabu, 26 Juli 2017, bervariasi. Tidak ada isu dominan yang mewarnai wajah halaman muka koran-koran di Indonesia.
Beberapa isu yang ditempatkan sebagai berita utama yakni ketegangan Palestina-Israel yang diangkat Republika dan Kompas; penataan koalisi oleh Media Indonesia; sengkarut kasus beras oleh KoranTempo; dan isu KPK oleh Indopos.
Adapun pernyataan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim soal peran swasta dan BUMN mendapatkan tempat di halaman muka Kompas, Kontan, dan Bisnis Indonesia. Berikut cuplikannya:
Republika – Israel Perketat Pengawasan Al-Aqsa
Warga Palestina meminta dunia tidak tinggal diam terkait Masjid Al-Aqsa. Pemerintah Israel akhirnya mencabut pemindai logam di pintu masuk Masjid Al-Aqsa dan diganti dengan pemasangan kamera pemantau dengan sistem teknologi canggih.
Kompas – Hati-hati Hadapi Isarel
Langkah Israel mencabut alat pemindai metal di pintu utama kompleks Masjid Al-Aqsa disikapi dengan berhati-hati. Dewan Rujukan Keagamaan Palestina tetap memerintahkan warga Muslim setempat untuk menunaikan shalat di luar kompleks Masjid Al-Aqsa. Israel melepas pemindai logam dan menggantinya dengan kamera pemantau.
Koran Tempo – Enam Sengkarut Kasus Beras
Harian ini memberitakan penggerebekan tim satuan tugas pengendalian pangan terhadap PT Indo Beras Unggul mengundang polemik. Tuduhan yang dilayangkan tim gabungan itu disanggah oleh induk perusahaan PT IBU, PT Tiga Pilar Sejahtera Food.
Rakyat Merdeka – Di Otak Pansus KPK, Maha Benar Koruptor dengan Segala Firmannya
Hampir dua bulan panitia angket dibentuk dan panitia terus bekerja. Bagi mereka, maha benar koruptor dengan segala firman yang diucapkannya dan data yang disodorkannya. Sementara desakan dari suara kritis yang muncul dianggapnya angin lalu.
Indopos – Borok KPK Kembali Dikoreksi
Harian ini memberitakan borok-borok KPK kembali dikuak. Ini mulai dari adanya dugaan suap terhadap komisioner KPK dan pengancaman saat pemeriksaan saksi KPK. Hal itu berdasarkan keterangan Muchtar Effendi, orang dekat mantan Ketua MK Akil Mochtar, dan Yulianis, yang diketahui mantan anak buah Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Muchtar menceritakan ancaman yang diterima dari penyidik KPK, Novel Baswedan.
Jawa Pos – Bikin Rupiah Makin Ramping
Gubernur BI menemui Presiden Joko Widodo untuk membicarakan masalah RUU Redenominasi. Jika rencana tersebut mulus, redenominasi mulai berlaku penuh pada 2030.
Kontan – Bank Dunia Menyoal Dominasi BUMN
Pemerintah jangan menempatkan BUMN langsung bersaing dengan swasta. Bank Dunia meminta pemerintah mereformasi BUMN dan mendorong peran swasta dalam pembangunan infrastruktur. Dengan begitu, perusahaan swasta bisa berkompetisi sehat. ”Dampaknya pembangunan infrastruktur Indonesia bisa lebih efisien,” kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.
Bisnis Indonesia – Berharap Peran ”Pelat Hitam”
Bank Dunia berharap Pemerintah Indonesia berinovasi dalam pembiayaan infrastruktur dengan melibatkan swasta untuk bekerja sama dengan badan usaha milik negara. (*/BDM)