Kanal Cagar Biosfer Kembali Dijebol oleh Pembalak Liar
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Kanal yang menghubungkan Dusun Sidodadi, Desa Bukit Kerikil, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis, Riau, dengan kawasan hutan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu kembali dijebol oleh orang tidak bertanggung jawab. Meski belum diketahui pelaku perusakan, hampir dapat dipastikan pelakunya kawanan pembalak liar yang ingin menghabisi kayu berharga di hutan konservasi yang diakui badan dunia UNESCO itu.
”Kami yakin kanal itu sengaja dirusak oleh pembalak liar. Lokasinya, sekitar 18 kilometer dari desa kami. Sekarang ini, pembalakan liar memang berkurang, tetapi bukan habis sama sekali. Pembalak selalu memanfaatkan kelengahan petugas,” kata Sahat Mangapul Hutabarat, Ketua Persaudaraaan Mitra Tani dan Nelayan (Petani) Indonesia yang berdomisili di Dusun Sidodadi, Jumat (28/7).
Menurut Sahat, akibat rusaknya sekat kanal tersebut, air kanal yang semula membasahi areal gambut d isekitarnya mulai berkurang dan mengering. Air gambut kanal kemudian mengalir dan terbuang ke Sungai Siak Kecil.
”Kami khawatir karena sekarang muka air gambut di sekeliling kanal di areal kebun kami semakin kering sehingga akan gampang terbakar,” kata Sahat.
Di sisi lain, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Mahfudz Mochtar yang dihubungi secara terpisah mengatakan, kanal itu tidak dijebol pembalak liar. Namun, dia mengakui sekat yang dibangun pada saluran air itu sudah terbuka.
”Saat ini tidak ada lagi pembalak liar melintasi jalur kanal itu karena kami telah menempatkan petugas di pos jaga baru di Dusun Sidodadi. Kanal yang sudah terbuka tersebut akan kami sekat kembali. Kami akan berkoordinasi dengan Badan Restorasi Gambut untuk memperbaiki kanal itu,” kata Mahfudz.
Kanal di Desa Sidodadi merupakan satu-satunya jalur masuk ke Cagar Biosfer. Apabila kanal disekat, secara otomatis tidak ada orang yang dapat masuk ke kawasan konservasi itu. Namun, para pembalak liar selalu mencari cara agar kanal itu dijebol agar leluasa membawa kayu dari hutan.
Cagar biosfer merupakan salah satu hutan konservasi di Riau yang kerap dirusak oleh komplotan pembalak liar untuk mencuri kayu. Sudah berkali-kali dilakukan operasi penertiban di lokasi itu, tetapi para pembalak selalu kembali datang mencuri kayu.
Pada awal Oktober 2016, Kompas yang ikut bersama patroli udara Satgas Kebakatan Lahan dan Hutan Riau melihat sendiri pembalakan secara besar-besaran di lokasi cagar biosfer. Ribuan pohon ditebang dan diolah di dalam hutan. Kayu hasil pembalakan liar kemudian dialirkan melalui kanal yang berakhir di Dusun Sidodadi.
Kayu curian dibawa ke kota-kota terdekat, seperti Dumai dan Pekanbaru, melewati pos polisi dan TNI yang ada di dusun tersebut. Pembalakan akhirnya terhenti setelah dilakukan operasi gabungan TNI dan Polri.
Namun hanya tiga bulan setelah operasi, aktivitas pembalakan secara besar-besaran kembali muncul pada Januari Februari 2017. Lagi-lagi, aktivitas itu ditutup oleh operasi gabungan TNI dan Polri. Namun hanya satu dari belasan tauke pembalak yang ditangkap polisi.