logo Kompas.id
UtamaMonarki Thailand, ”Tertutup”...
Iklan

Monarki Thailand, ”Tertutup” tetapi Dicintai Rakyat

Oleh
Chris Pudjiastuti
· 9 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cO2IoEwYJ1dXNE-5ZoEfYi4ywAQ=/1024x576/http%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F07%2FMAHA-CAKRI-SIRINDHORN23-05OK_web.jpg
Arsip Antara

Putri Mahkota Kerajaan Muangthai (Thailand) Maha Chakri Sirindhorn tidak hanya cerdas dan menguasai berbagai cabang kesenian dan bahasa, tetapi juga selalu tergoda untuk mencoba sesuatu yang baru dan tidak ada di negaranya. Kamis (11/10/1984) sore, Putri yang baru kembali dari Candi Borobudur membuat kejutan dengan mengayuh becak di halaman Gedung Agung, Yogyakarta, Walaupun saat pertama agak terseok-seok, dengan cepat ia menguasai kemudi dan berhasil mengitari halaman depan Gedung Agung. Putri yang gembira ini didampingi Duta Besar Indonesia untuk Muangthai Subambang dan pemilik becak, Andi Trisno.

Putri Ubol Ratana (21 tahun), putri sulung Raja Muangthai (Thailand), Bhumibol  Adulyadej dan Ratu Sirikit Kitiyakara melepaskan hak kebangsawanan dan semua gelar yang dimilikinya. Dia memilih menjadi ”orang biasa” dengan nama Ubol Ratana Mahidol.

Dia merasa kedudukannya sebagai Putri Chao Fah memberi kewajiban besar yang harus dipenuhinya. Kewajiban itu tak dapat dia pikul. Ubol Ratana meminta sang ayah, Raja Bhumibol Adulyadej, untuk melepaskan dirinya dari kebangsawanan dan martabatnya sebagai putri kerajaan. Dengan demikian, Ubol Ratana dapat melaksanakan kesehariannya sebagai warga biasa.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000