JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan kegembiraannya karena tim pengendali inflasi daerah DKI Jakarta mendapat penghargaan tim terbaik se-Jawa karena berhasil mengendalikan inflasi saat Lebaran. Optimalisasi dan sinergitas peran badan usaha milik daerah menjadi kunci.
Penghargaan tersebut diterima Djarot, Kamis (27/7), saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional VIII TPID 2017 di Jakarta. TPID DKI Jakarta juga diperkuat sejumlah BUMD sektor pangan dan BUMD yang terlibat dalam distribusi pangan.
Terkait keberhasilan DKI menjaga inflasi, Djarot menyebutkan, ada beberapa hal yang ia bagikan kepada pemerintah-pemerintah daerah yang hadir.
Yang pertama, ujar Djarot, adalah upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengoptimalkan peran BUMD melalui sinergitas, termasuk komitmen pemprov memberikan penyertaan modal daerah terhadap BUMD Food Station, PD Dharmajaya, PD Pasar Jaya, dan PT Transportasi Jakarta.
Djarot memberi catatan, supaya peran BUMD optimal, BUMD mesti dikelola oleh orang-orang yang profesional. ”Tidak boleh sembarangan. Pengelola BUMD kita mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan swasta. Ini yang perlu kita lakukan terus-menerus sehingga menjadi landasan yang bagus,” katanya.
Kedua, kata Djarot, upaya pemprov membangun mesin control atmosphere storage (CAS) sebagai cara menyimpan komoditas tertentu, seperti cabai merah dan bawang merah, untuk menjaga harga dan pasokan.
”Tadi saya sampaikan, seharusnya daerah-daerah lain itu membangun mesin penyimpan serupa agar ada jaminan harga. Sekarang, misalnya, harga cabai lagi turun, maka pemerintah harus andil untuk menstabilkan harga cabai dengan membeli dari petani di daerah-daerah penghasil dengan harga yang wajar supaya petani tidak rugi dan menyimpannya di CAS. Ini yang kami lakukan di TPID kita,” ujarnya.
Upaya ketiga yang dilakukan Pemprov DKI, kata Djarot, adalah komitmen pemprov menyubsidi warga yang tidak mampu, seperti menyediakan daging sapi dengan harga yang terjangkau bagi warga tidak mampu. Demikian juga telur, beras, dan gula.
”Semuanya kita lakukan dengan mekanisme nontunai, cashless management system. Dengan membuat big data sehingga semua informasi yang terkait dengan ekonomi mikro, termasuk harga pangan, setiap saat bisa dilihat di dalam big data itu. Namun, syaratnya tadi, harus menggunakan cashless management system,” ungkap Djarot.
Upaya berbagi pengalaman menjaga inflasi membuat sejumlah daerah yang hadir tertarik menjalin kerja sama dengan DKI Jakarta. ”Tadi ada beberapa daerah yang tertarik. Waktu saya pulang tadi, saya didekati oleh Bupati Bogor, bagaimana kalau kita membuat pasar grosir di wilayah Bogor sehingga barang-barang pertanian dari Bogor bisa ditangkap di Kabupaten Bogor di samping kita punya Kramatjati,” ujar Djarot.
Seperti diberitakan Kompas awal Juli silam, Badan Pusat Statistik DKI Jakarta mencatat angka inflasi Jakarta selama Juni 2017 sebesar 0,46 persen. Angka itu, menurut BPS DKI, adalah inflasi terendah dalam enam Lebaran terakhir.
Kepala BPS DKI Thoman Pardosi menyebutkan, faktor utama dari inflasi yang terkendali adalah terjaganya harga pangan yang tetap stabil sepanjang bulan puasa hingga Lebaran. Tim pengendali inflasi daerah DKI ia nilai bekerja dengan bagus untuk pengendalian harga. (HLN)