logo Kompas.id
UtamaMahasiswa Meninggal Saat...
Iklan

Mahasiswa Meninggal Saat Pelatihan

Oleh
· 2 menit baca

BATAM, KOMPAS — Moses Brian Renaldy Dolok Pasaribu (18), mahasiswa Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, meninggal saat mengikuti pelatihan bela negara. Mahasiswa Program Studi Teknik Perawatan Pesawat Udara itu dinyatakan meninggal karena gangguan fungsi hati dan jantung.Moses diketahui meninggal pada Rabu (26/7) malam dan dimakamkan Kamis siang. Dalam siaran pers yang dikirim Politeknik Negeri Batam, Jumat, Manajer Utama Program Pendidikan Sunarto menyebutkan, pihaknya bekerja sama dengan Batalyon Infanteri 10 Marinir/Satria Bumi Yudha menggelar pelatihan itu. Pengelola politeknik dan Marinir masih mengumpulkan data untuk memastikan penyebab kematian Moses.Dalam keterangan yang diterima dari rumah sakit tempat Moses dirawat pada Rabu sore disebutkan, pemuda itu mengalami kelainan jantung dan fungsi hati. Kelainan itu menjadi penyebab Moses meninggal.Tidak ada kekerasanKomandan Batalyon Infanteri 10 Marinir/SBY Letnan Kolonel Inf Charles L Gaol memastikan tidak ada kekerasan selama pelatihan bela negara. Dari visum dipastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh Moses.Sebelum meninggal, Moses diizinkan tidak mengikuti sebagian kegiatan. Penyebabnya, kuku jari Moses ada yang lepas gara-gara tidak terbiasa memakai sepatu pakaian dinas lapangan (PDL).Rabu pagi, Moses ikut kegiatan yang dipersiapkan pelatih. Saat berkumpul Rabu siang, ia melapor tidak enak badan dan segera dicek oleh dokter. Kondisinya lalu memburuk dan kesadarannya menurun. Karena itu, ia dibawa ke balai pengobatan dalam kompleks markas batalyon.Dirawat beberapa saat, Moses dibawa ke RS Embung Fatimah. Moses lalu dinyatakan meninggal pada Rabu malam. Beberapa saat setelah meninggal, jenazahnya divisum. "Saat itu ada perwakilan dari polres," kata Charles.Pemimpin latihan, Mayor (Inf) Lisman Manurung, mengatakan, setiap peserta ditanya kesanggupannya sebelum kegiatan dimulai. Selama kegiatan, mereka juga dipantau dan diminta mengurangi porsi kegiatan jika tidak mampu. Jika tidak sanggup lari, peserta diminta jalan kaki.Fokus utama kegiatan itu adalah kedisiplinan sesuai dengan kebutuhan Program Studi Teknik Perawatan Pesawat Udara berlisensi Authorized Maintenance Training Organization (AMTO).Menurut Sunarto, kedisiplinan amat diperlukan dalam program studi itu. Lulusan akan bekerja di tempat perawatan pesawat udara. Mereka bertanggung jawab memastikan pesawat laik terbang atau tidak. (raz)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000