Dalam Pertemuan OKI di Istanbul, Indonesia Serukan Solidaritas untuk Dukung Palestina
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
ISTANBUL, SELASA — Indonesia terus berupaya terlibat dalam usaha menciptakan perdamaian dan ketertiban dunia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong terciptanya perdamaian di Palestina, terutama di Jerusalem. Di tengah-tengah ketegangan akibat konflik yang terjadi di seputar Masjid Al Aqsa di Jerusalem, Indonesia melalui berbagai forum terus mendorong pentingnya soliditas komunitas internasional.
Salah satu langkah Indonesia adalah mengajak Organisasi Kerja Sama Islam untuk mendukung Palestina. ”Umat Islam harus bersatu dan mengambil tindakan konkret guna membantu Palestina,” kata Menlu Retno LP Marsudi, Selasa (1/8), dalam Pertemuan Terbuka Luar Biasa Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki.
Indonesia, menurut Retno, mengecam keras pembatasan beribadah di Masjid Al Aqsa dan kekerasan lain yang telah memakan korban jiwa. Pertemuan Luar Biasa Komite Eksekutif OKI dilakukan antara lain atas usulan Indonesia dan beberapa negara lain, terutama negara anggota Komite Eksekutif. Pertemuan dilakukan untuk merespons kekerasan dan pembatasan Israel terhadap warga yang beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Menlu RI menyampaikan bahwa kejadian di kompleks Masjid Al-Aqsa adalah refleksi dari kebijakan kekerasan yang melanggar HAM dan dampak dari pendudukan ilegal Israel yang berkelanjutan di Palestina. ”Apakah kita akan membiarkan kejadian seperti di Al-Aqsa terus berulang? Kita tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi,” tutur Retno di hadapan para Menlu OKI.
Dalam kesempatan itu, Retno juga kembali menekankan perlunya negara anggota OKI menggunakan berbagai forum, termasuk Dewan Keamanan PBB, untuk menekan Israel agar mengubah kebijakan kekerasan yang diterapkan di Palestina serta mematuhi semua resolusi PBB terkait Palestina. Selain itu, Menlu RI juga mengusulkan agar OKI segera meminta Dewan HAM PBB di Geneva untuk mengadakan pertemuan khusus guna membahas situasi pelanggaran HAM di Al-Aqsa.
”Insiden yang terjadi di Al Aqsa bukan yang pertama, tetapi merupakan bentuk kekerasan, pendudukan ilegal, dan juga tindakan yang melanggar hak asasi manusia yang harus dipertanggungjawabkan Israel,” tutur Retno.
Ia mengungkapkan, Israel harus mengembalikan stabilitas dan memastikan status quo di kompleks Masjid Al-Aqsa. Dalam kaitan ini, Menlu RI mengusulkan agar OKI mengambil langkah untuk memberikan perlindungan internasional terhadap kompleks Al-Aqsa sebagai kompleks suci bagi tiga agama, termasuk Islam, dan sebagai situs warisan dunia.
”Organisasi Kerja Sama Islam harus secara kolektif mengupayakan perlindungan internasional terhadap kompleks Al-Aqsa guna mencapai keamanan, perdamaian, dan stabilitas berkelanjutan di kompleks itu dan Palestina,” papar Menlu RI.
Retno memanfaatkan pula pertemuan di Istanbul untuk menegaskan kembali pentingnya digulirkannya kembali perundingan perdamaian berdasarkan prinsip two-state solution. Berdasarkan berbagai masukan dari Indonesia, pertemuan terbuka OKI di Istanbul berhasil menelurkan Komunike Final.
Menjelang pertemuan terbuka tersebut, di Jakarta, Menlu Retno menyempatkan diri bertemu dengan semua perwakilan negara anggota OKI di Jakarta. (*)