BEKASI, KOMPAS — Pemerintah Kota Bekasi melanjutkan penataan jalur pedestrian yang dimulai dari ruas Jalan Ahmad Yani dan Jalan KH Noer Alie Kalimalang. Pada tahun 2017, Pemkot Bekasi mengalokasikan setidaknya Rp 65 miliar dari APBD untuk merevitalisasi trotoar di sejumlah titik.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi Tri Adhianto, Selasa (1/8), mengungkapkan, proyek perbaikan dan pembangunan trotoar pada 2017 antara lain di ruas Jalan Ahmad Yani sisi timur sepanjang sekitar 1 kilometer dengan anggaran Rp 20 miliar dan pembangunan trotoar sisi utara di Jalan KH Noer Alie Kalimalang sepanjang 500 meter dengan biaya Rp 10 miliar. Trotoar ini dibangun selebar 4 meter hingga 5 meter.
Adapun perbaikan jalan disertai pembangunan trotoar juga dilakukan di Jalan HM Joyomartono, Bekasi Timur; Jalan Pangeran Jayakarta, serta di dekat kompleks Villa Indah Permai, Bekasi Utara; dengan total anggaran Rp 35 miliar. ”Untuk jalan-jalan lain yang cukup banyak pejalan kakinya nanti menyusul dibangunkan trotoar,” kata Tri.
Menurut Tri, pembenahan jalur pedestrian ini bertujuan untuk memberi kenyamanan pejalan kaki selain juga mempercantik wajah kota. Pada tahun 2016, pemerintah telah menata trotoar di Jalan Ahmad Yani sisi timur sepanjang sekitar 1,4 kilometer dan di Jalan KH Noer Alie sepanjang lebih dari 1 kilometer. Pembangunan trotoar itu juga dilengkapi bangku taman dan lampu penerangan.
Namun, terdapat sejumlah jalan di Kota Bekasi yang belum dilengkapi trotoar meski mendesak dibangun karena rawan kecelakaan, seperti di Jalan Perjuangan, Bekasi Utara. Selasa (25/7), Nuraen, seorang warga yang sedang menunggu angkutan kota, tewas ditabrak sepeda motor di tepi jalan tersebut.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar I Nengah Adiputro mengungkapkan, kasus itu saat ini masih diselidiki polisi karena pengendara sepeda motor yang menabrak juga dalam kondisi luka parah dan masih dirawat di rumah sakit. Dia mengakui, Jalan Raya Perjuangan perlu dilengkapi trotoar untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan.
”Namun, yang terpenting adalah perilaku para pengguna kendaraan karena ada pengendara sepeda motor yang menaiki trotoar jalan meski tahu kalau dilarang,” tutur I Nengah. (ILO)