logo Kompas.id
UtamaKeseimbangan Baru Batubara
Iklan

Keseimbangan Baru Batubara

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Harga batubara diperkirakan sedang menuju keseimbangan baru seiring dengan pengetatan kebijakan produksi batubara di China. Kenaikan harga batubara tersebut berdampak positif terhadap kinerja perusahaan tambang batubara di dalam negeri. Namun, peningkatan produksi pada masa mendatang diminta diwaspadai.Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif memperkirakan kisaran harga acuan batubara 60 dollar AS per ton-80 dollar AS per ton hingga 2-3 tahun mendatang. Kebijakan di China yang mengatur angka produksi batubara turut memengaruhi penetapan harga. China adalah produsen sekaligus pengguna batubara terbesar di dunia."Jika China konsisten dengan kebijakan produksinya, mereka bisa mengendalikan harga dan mengarah pada keseimbangan harga yang diatur," ujar Irwandy yang dihubungi dari Jakarta, Selasa (1/8).Kendati harga batubara saat ini relatif lebih tinggi daripada harga tahun lalu yang menyentuh 50 dollar AS per ton, lanjut Irwandy, itu belum bisa disebut sebagai titik balik industri batubara di dalam negeri. Itu karena kenaikan harga ini disebabkan sejumlah faktor, antara lain faktor cuaca, pembelian batubara termal milik Amerika Serikat oleh Ukraina, dan konsumsi batubara AS untuk sumber tenaga pembangkit listrik."Selain itu, kenaikan harga juga dipengaruhi pembangkit listrik tenaga uap di Asia yang terus berkembang. Namun, kenaikan ini juga berdampak pada kenaikan ongkos produksi mineral, seperti nikel, yang membutuhkan batubara dalam pengolahan di smelter," kata Irwandy.Koordinator Nasional Publish What You Pay Indonesia-koalisi masyarakat sipil untuk transparansi dan akuntabilitas sumber daya ekstraktif-Maryati Abdullah mengatakan, kenaikan produksi berpotensi merusak daya dukung lahan akibat eksploitasi yang berlebihan. Beroperasi lagiSalah satu perusahaan yang meraup untung akibat kenaikan harga batubara adalah PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Pada semester I-2017, perusahaan ini membukukan laba bersih Rp 1,7 triliun atau naik Rp 1 triliun dari laba bersih semester I-2016. Berdasarkan catatan perusahaan, harga rata-rata batubara ekspor semester I-2016 ialah Rp 661.436 per ton, yang naik menjadi Rp 823.486 per ton pada semester I-2017.Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemegang Izin dan Kontraktor Tambang (Aspektam) Kalimantan Selatan Muhammad Solikin menyebutkan, perusahaan pemegang izin usaha pertambangan kembali beroperasi. Karyawan yang sempat dirumahkan ditarik untuk bekerja lagi. Sebaliknya, menurut Slamet Brotosiswoyo, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kaltim, perusahaan batubara skala menengah di Kaltim masih menunggu harga batubara stabil selama beberapa bulan ke depan sebelum bisa bangkit lagi.Sejak harga batubara anjlok pada 2013, hampir 600 dari 1.100-an perusahaan tambang se-Kaltim gulung tikar atau mati suri. (APO/JUM/PRA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000