Pemerintah Kerahkan Seluruh Sumber Daya
”Ada laporan titik api dari wilayah yang tahun lalu tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan, yakni Aceh, NTT, dan Kalbar. Kami serius menyikapi persoalan ini,” kata Wiranto.
Tahun lalu, kata Wiranto, kebakaran hutan dan lahan tidak terlalu besar karena fenomena alam La Nina yang basah. Selain karena wilayah yang dilanda kebakaran sudah kemarau sejak beberapa waktu lalu, kebakaran saat ini cenderung meluas juga akibat perilaku masyarakat yang membakar lahan untuk membuka lahan pertanian.
”Ini masalah mengubah perilaku masyarakat. Tidak bisa hanya dengan penyuluhan, tetapi juga harus ada bantuan, semisal dukungan pemberian pupuk cair bagi masyarakat tradisional,” kata Wiranto. Terhadap dugaan perilaku korporasi dalam kebakaran hutan dan lahan, katanya, pemerintah akan mengedepankan penegakan hukum.
Meluas
Saat ini, pembakaran lahan meluas di Jambi. Meski peraturan daerah mengenai larangan bakar lahan terus disosialisasikan kepada masyarakat, praktik itu terus terjadi. Kemarin, lebih dari 20 titik api berkobar di permukaan gambut Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur.
Sebaran titik api itu terlihat dalam pantauan udara Kompas bersama tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi menggunakan helikopter Bolkow 105. Lahan yang terbakar itu tersebar di areal transmigrasi wilayah Muaro Jambi, sekitar kebun sawit rakyat, dan semak belukar yang akan dibuka menjadi lahan perkebunan.
Kobaran api yang paling luas berada di hamparan gambut wilayah Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Areal yang terbakar berupa semak sudah lebih dari 10 hektar. Upaya pemadaman telah dilakukan tim satuan tugas kabupaten setempat lewat jalur darat. Dua helikopter, jenis Bell dan Kamov, sejak pagi hingga sore juga mengguyur air (waterbombing) ke sumber api.
Meski demikian, upaya tersebut belum berhasil mengendalikan kebakaran. Kondisi udara yang kering dan angin kencang memicu rembetan api.
”Untuk sementara, semua helikopter kami fokuskan memadamkan api di areal gambut yang terbakar tersebut sampai benar-benar terkendali,” kata Hamdan, Wakil Komandan Satuan Tugas Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Jambi.
Kebakaran lahan gambut juga terjadi di Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Kebakaran lahan gambut seluas sekitar 30 hektar tersebut diduga juga disebabkan ulah masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar. Tiga helikopter yang dikerahkan bisa memadamkan api, tetapi sewaktu-waktu api bisa muncul lagi.
Kepala Seksi Observasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Agung Sentosa mengatakan, pada Agustus-September, Sumatera Selatan memasuki masa puncak musim kemarau. Pada masa ini intensitas hujan berada pada kisaran 10 milimeter per hari. Akibatnya, lahan cenderung lebih kering dan rentan terbakar.