Babak ke-11 sekaligus penentuan juara Turnamen Internasional Terbuka Catur FIDE Piala Jaksa Agung berlangsung Minggu (6/8) di gedung Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Surabaya.
Di meja satu berhadapan pecatur pengumpul poin 8,5 atau tertinggi sementara di turnamen. FM Hamdani Rudin melawan Suyud Hartoyo siap bertanding demi memperebutkan gelar juara dan hadiah utama Rp 25 juta. Di meja dua, di samping meja satu, unggulan Indonesia, GM Susanto Megaranto, yang berpoin 7,5 menghadapi lawan tangguh GM Darwin Laylo asal Filipina yang berpoin 8.
Partai antara Hamdani dan Suyud berakhir remis pada langkah ke-31. Partai berjalan kurang dari satu jam. Panitia mengendus ketidakwajaran. Kemudian, di sudut aula di lantai 8 gedung, tempat penyelenggaraan turnamen, Seksi Perwasitan menganalisis pertandingan Hamdani dan Suyud, dan ditemukan ketidakwajaran. Hamdani dan Suyud diduga bersepakat sehingga mereka harus bertanding ulang.
”Lho, diulang? Oke, tidak masalah. Saya bisa mengalahkan Suyud,” kata Hamdani di luar aula saat mendengar kemungkinan pertandingan diulang. Senada, terlihat dari ekspresi Suyud yang saat itu juga berada di luar aula. Suyud mengangguk pertanda siap bertanding ulang melawan Hamdani.
Dewan Hakim kemudian memanggil Hamdani dan Suyud untuk tanding ulang dengan mekanisme sudden death. Hamdani dan Suyud tidak protes. Mereka kemudian kembali ke meja satu dan diundi untuk penentuan bidak. Suyud mendapat bidak putih, sedangkan Hamdani bidak hitam.
Dalam sudden death di turnamen itu, pemegang bidak putih harus mampu mengalahkan lawan dalam waktu 6 menit. Pemegang bidak hitam diberi waktu 5 menit untuk memenangi pertandingan dengan mengalahkan lawan atau memaksa remis.
Laga ulang mengundang kerumunan peserta yang sudah selesai bertanding. Sekeliling meja dua tempat Susanto dan Darwin bertanding turut penuh orang. Susanto dan Darwin terpaksa menyingkir terlebih dahulu. Mereka tersenyum, tetapi geleng-geleng kepala karena pertandingan dihentikan sementara sampai partai Hamdani dan Suyud berakhir.
Dalam partai hidup mati itu, Suyud kehabisan waktu dan tidak bisa mengalahkan lawan. Oleh karena itu, Hamdani dinyatakan sebagai pemenang pertandingan dan mendapat poin tambahan 1. Total poin yang dikumpulkan Hamdani menjadi 9,5 sehingga sebagai yang tertinggi dan dinyatakan juara turnamen.
Di meja dua, Susanto akhirnya menyerah pada langkah ke-48 di hadapan Darwin. Kemenangan itu membuat Darwin mengumpulkan poin 9 dan berada di peringkat kedua turnamen. Kekalahan dari Darwin membuat Susanto terpental hingga menghuni tangga ke-18.
Susanto dan Darwin, menurut pengakuan mereka, pernah bertemu lebih dari lima kali. ”Seingat saya, dengan kemenangan ini jadi dua kali lebih banyak daripada Susanto mengalahkan saya. Kami banyak remis,” kata Darwin seusai pertandingan.
Susanto, pemegang rekor GM termuda Indonesia, tidak banyak berkomentar terkait kegagalan di turnamen berhadiah total Rp 135 juta itu. Di turnamen, Susanto terantuk tiga kali berturut-turut akibat remis dengan IM Dede Lioe di babak kelima, dengan IM Tirto di babak keenam, dan dengan IM Ivan Situru di babak ketujuh.
Di babak kedelapan, Susanto semakin apes karena menyerah kepada FM Deni Sonjaya. Pada dua babak berikutnya, Susanto meraih kemenangan, tetapi di akhir turnamen ia harus mengakui keunggulan Darwin.
Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Maruli Hutagalung sebagai penyelenggara mengatakan, yang diharapkan dari turnamen ini adalah jalannya pertandingan yang jujur dan bersih. ”Jangan mencari uang dengan cara main mata atau main sabun di sini,” ujarnya.
Ketua Dewan Hakim Turnamen Bunawan Bong menegaskan, keputusan tanding ulang antara Hamdani dan Suyud merupakan langkah yang adil untuk menentukan pemenang kejuaraan yang diikuti oleh 256 peserta itu.
Panitia telah mengingatkan para peserta agar bertanding sekuat tenaga meraih kemenangan dan jangan bermain secara tidak wajar. ”Fairplay. Bertandinglah secara jujur, junjung sportivitas. Apabila panitia menemukan/mengetahui pertandingan dilaksanakan secara tidak jujur (main mata/main sabun), panitia berhak untuk mendiskualifikasikan pertandingan tersebut, yaitu dengan menyatakan skor 0-0”. Demikian tertulis dalam kertas yang dipampang di dinding luar aula sebagai peringatan terhadap peserta.
Menjadi persiapan
Direktur Turnamen Novian Siregar menambahkan, kejuaraan ini juga diikuti pecatur Filipina, Malaysia, dan Uzbekistan. Turnamen ini bagus untuk pecatur yang belum punya peringkat ELO untuk mendapatkannya. ”Sekaligus persiapan bagi pecatur yang ingin mengikuti turnamen di mancanegara selanjutnya,” ucapnya.
Pecatur senior IM Tirto yang mengalahkan Darwin di babak keempat turnamen mengatakan, dalam kejuaraan, pecatur amatir pun punya peluang mengalahkan yang profesional. ”Rasanya menyenangkan bisa mengalahkan grandmaster, peringkat ELO saya bisa tambah,” ujar Tirto yang hadir di turnamen ini dalam kondisi tidak fit akibat pengapuran.
Darwin mengatakan, Tirto merupakan lawan terkuat yang dihadapi di turnamen itu. Darwin tak menyangka dikalahkan pecatur yang dalam kondisi sakit. ”Itu membuktikan, dalam pertandingan catur, Anda tidak boleh meremehkan lawan dan berbuat kesalahan. Buktinya, di sini, yang menjadi juara bukan kami dari kalangan grandmaster,” katanya.