Makassar, Kompas -- Pada pemeringkatan perguruan tinggi dunia menurut Webometrics, hingga saat ini hanya tiga dari Indonesia yang masuk 500 besar, yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gajah Mada. Institusi pendidikan lain yang diharapkan masuk dalam peringkat 500 besar itu hingga tahun 2019 adalah Institut Pertanian Bogor dan Univeritas Airlangga.
Tahun depan peringkat tiga universitas tersebut akan dinaikkan dan jumlah perguruan tinggi Indonsia yang masuk peringkat atas itu diupayakan bertambah. Hal ini disampaikan Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, Mohamad Nasir dalam Seminar Internasional dan Lokakarya tentang penguatan sistem penjaminan kualitas perguruan tinggi, di Makassar, Selasa (8/8) malam.
“Tahun ini, posisi UI berada di peringkat 277. Dalam dua tahun diharapkan dapat naik ke peringkat 225, Institut Teknologi Bandung di peringkat 331 naik jadi peringkat 250, sedangkan Universitas Gadjah Mada dari 402 menjadi peringkat 300,” ujar Nasir.
Kepala Humas UI, Rifelly Dewi Astuti, Kamis (10/8), di Jakarta, mengatakan, sebelumnya, UI berada di peringkat ke-325. “Untuk mencapai peringkat (277) tersebut, kami melakukan peningkatan jumlah publikasi, mobilitas dari luar negeri ke dalam negeri dan sebaliknya, serta mendatangkan profesor yang berkualitas,” katanya.
Menurut Webometrics, kata Rifelly, UI dinilai terbaik dalam membuka akses publikasi ilmiah. Alhasil, masyarakat dapat mengjangkau dengan mudah melalui jaringan internet.
Peringkat universitas dunia Webometrics ini merupakan inisiatif dari lembaga di Inggris untuk mempromosikan dan membuka akses publikasi ilmiah guna meningkatkan peran akademik dan lembaga-lembaga penelitian di Situs Web. Pemeringkatan ini dimulai sejak 2004 dan didasarkan pada gabungan indikator yang memperhitungkan baik volume maupun isi web, visibilitas, dan dampak dari publikasi web.
“Dari jumlah publikasi internasional Indonesia telah mengalahkan Thailand dalam pemeringkatan pada Juli lalu,” kata Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemristekdikti, M Dimyati, dalam Rapat Koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan Balitbang 2017, di Makassar, Rabu (9/8). Sementara itu dilihat dari jumlah jurnal, Indonesia berada di posisi ketiga setelah Brasil dan Inggris.
Akreditasi internasional
Lebih lanjut Nasir menambahkan, selain meningkatkan publikasi ilmiah, Kemristekdikti juga mendorong perguruan tinggi berakreditasi A sebanyak 54 untuk terus meningkatkan standar mutu tri-dharma perguruan tinggi hingga mendapat akreditasi internasional, termasuk juga sertifikasi pada tahun 2018. Ini merupakan upaya peningkatan daya saing bangsa pada tatanan global.
Untuk itu, kata Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Intan Ahmad, Kemristekdikti mengundang lembaga akreditasi intenasional untuk menjelaskan tentang proses penilaian yang dilakukan. Dalam hal ini perguruan tinggi di Indonesia dalam mengajukan proposal pada lembaga akreditasi di luar negeri sesuai dengan visi dan misinya. Untuk bidang keteknikan akreditasi antara lain dilakukan oleh ABET di Amerika Serikat.
Dengan memiliki akreditasi internasional perguruan tinggi di indonesia dapat sejajar dengan perguruan tinggi di luar negeri, dan memudahkan kelulusannya untuk mendapat pekerjaan di luar negeri. Ada pt yg sdh dapt akre int. Saat ini perguruan tinggi yang mendapat akreditasi internasional adalah UI, ITB, UGM, Universitas Islam Indonesia dan Bina Nusantara.
Untuk meningkatkan kompetensi dan akreditasi, jelas Nasir pihaknya akan menata regulasi bagi pertukaran dosen dengan universitas di luar negeri, sehingga dapat tinggal hingga 2 tahun di Indonesia memberi bimbingan bagi mahasiswa. “Ke depan para lulusan perguruan tinggi tidak hanya sekadar mendapat ijasah tapi juga sertifikaat kompetensi yang diakui dunia,” jelas Nasir.
Rifelly mengatakan, pihaknya akan selalu berusaha meningkatkan reputasi akademik dan reputasi UI di tingkat internasional. “Kami juga selalu memperbarui website dan selalu menjalin hubungan baik dengan pemberi kerja,” kata Rifelly. Selain itu, katanya, UI masih perlu perbaikan pada beberapa sektor, salah satunya masalah fasilitas.
Perihal fasilitas, hal itu menjadi salah satu sorotan mahasiswa. Hendry, Valen, dan Kevin, mahasiswa Fakultas MIPA Jurusan Fisika Semester 8, berharap ada perbaikan fasilitas di kampus.
“Di fakultas kami, beberapa AC ada yang mati dan kurang dingin. Toilet dan kantin di fakultas kami juga kotor. Selain itu alat eksperimen yang digunakan banyak yang bekas dan belum diperbarui. Akan tetapi untuk materi pembelajaran yang diberikan di UI sudah bagus dan dapat kami terima dengan baik,” tutur Kevin, di Kampus UI, Depok, Jawa Barat. (DD08)