SERANG, KOMPAS — Sebanyak lima orang tewas akibat ledakan di galangan kapal PT Krakatau Shipyard di Desa Puloampel, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (11/8). Ledakan yang diduga dipicu kebocoran gas saat pengelasan kapal itu terjadi pukul 07.45.
"Ledakan terjadi saat para korban sedang menyelesaikan pembuatan Kapal Motor Kendhaga Nusantara 14. Hingga Jumat sore, belum ada saksi yang diperiksa. Kondisi psikologis beberapa orang yang ada di tempat kejadian masih terguncang," kata Kepala Kepolisian Resor Cilegon Ajun Komisaris Besar Romdhon Natakusuma.
Korban tewas dalam kejadian tersebut adalah Ifon Efendi (33), Supriyadi (32), Yadi Heryawan (34), dan Ali Misri (50). Semuanya warga Puloampel, Kabupaten Serang. Sementara satu korban tewas lainnya, Safrudin (55), adalah warga Carita, Kabupaten Pandeglang.
Ledakan ini juga mengakibatkan dua korban luka berat. Mereka adalah Asmara (45), warga Mancak, Kabupaten Serang, serta Rusman yang belum diketahui umur dan alamatnya.
"Kami masih melakukan pendalaman kasus, apakah ada kelalaian atau tidak dalam kasus ini," kata Romdhon Natakusuma.
Kepala Kepolisian Sektor Puloampel Inspektur Satu Haerul Maulana mengatakan, semua korban meninggal dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Serang untuk divisum.
Berdasarkan pemantauan di lokasi kejadian, sebagian dinding kapal itu patah akibat ledakan. Garis polisi dipasang di sekitar kapal tersebut dan di depan gerbang galangan kapal. Potongan-potongan besi dan beberapa tabung gas tergeletak di sekitar kapal. Namun, tidak terlihat tanda-tanda ada kebakaran pada tubuh kapal.
Suara ledakan tersebut mengagetkan warga sekitar. Beberapa warga kemudian datang melapor ke Polsek Puloampel.
Warga Desa Puloampel, Yuningsih (26), mengatakan, saat kecelakaan terjadi, dia sedang mengasuh anaknya. Yuningsih membuka warung di depan galangan kapal itu dengan jarak sekitar 100 meter.
"Belum pernah saya mendengar ledakan sekeras itu. Keras sekali. Tapi, setelah ledakan, saya tidak mendengar teriakan pekerja dari galangan kapal itu," katanya. Beberapa serpihan besi yang terlontar menimpa atap warung milik Yuningsih.
Gas terjebak
Direktur Utama PT Krakatau Shipyard Askan Naim mengatakan sangat berduka akibat kejadian ini. Semua biaya korban akan ditanggung perusahaan.
Menurut Askan, kemungkinan penyebab kecelakaan itu adalah kebocoran elpiji untuk pengelasan. Gas itu terjebak di dalam kapal. Sehari sebelumnya, pekerjaan pengelasan dilakukan hingga malam. Pagi hari saat kejadian, pekerja bersiap untuk mengelas kapal itu kembali.
"Kerusakan kapal mungkin bisa diperbaiki satu hingga dua pekan. Namun, kami sangat menyesalkan kejadian ini. Para korban adalah pekerja terbaik yang kami miliki," katanya.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan A Tonny Budiono mengatakan, KM Kendhaga Nusantara 14 adalah pesanan pihaknya. "Kami menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa atas musibah yang terjadi. Semoga peristiwa itu tidak terjadi lagi," ujarnya.
KM Kendhaga Nusantara 14 adalah kapal yang akan digunakan untuk mendukung program tol laut di wilayah timur. "Pengerjaan kapal hingga kini sudah mencapai 61 persen. Untuk saat ini, biarkan pengelola galangan kapal fokus menangani korban," katanya. (BAY/ARN)