"Ayo terus naik...ayo...terus..," teriak warga Blok Empang Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (17/8). Rupanya, mereka sedang menyemangati ketiga orang yang tengah berjuang mengambil hadiah di pucuk pohon pinang. Dari sepeda anak-anak, rice cooker, sampai botol berisi air mineral.
Tiga orang itu, Agus, Wiwit, dan Rudi. Badan mereka yang tidak terlindungi oleh baju sudah penuh oli yang sengaja dilumeri ke pohon pinang. Mereka terus berjuang, sampai akhirnya hanya bertahan pada menit kedua.
Badan Wiwit yang menjadi pondasi untuk menahan berat badan Agus dan Rudi pun roboh. Mereka tidak mendapatkan apa-apa.
"Yaaaaah," respon warga sambil tertawa setelah melihat kegagalan mereka.
Meski gagal, tidak ada ungkapan saling menyalahkan di antara Agus, Wiwit, dan Rudi. Mereka malah asyik menertawakan wajah masing-masing yang sudah cemong.
"Namanya juga buat seru-seruan. Enggak mikir hadiah atau apa. Bawa enjoy saja," ujar Agus usai lomba.
Kemeriahan lomba 17 Agustus juga terjadi di Jalan Muara Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Warga dekat Waduk Sunter Utara ini menggelar dua lomba yang unik, yakni tarik tambang antar-perempuan dan lomba joget dengan bola ditaruh di kening para pejoget.
Saat tarik tambang antar-perempuan berlangsung, para lelaki, baik yang tua, maupun muda, terlihat sangat bersemangat menyoraki pertandingan itu.
"Ayo, bu...ayo...bu."
Menariknya, Tinus, salah satu lelaki yang ikut bersorak itu mengaku tidak tahu saat ditanya soal sisi mana yang ia pegang untuk menjadi juara.
"Pokoknya teriak dulu saja. Saya bela yang menang," katanya, lalu lanjut ia bersorak lagi.
Tawa menjadi lepas saat salah satu sisi berhasil menarik habis tali lawan. Dua perempuan dari sisi yang kalah bahkan ada yang terjatuh. Namun, mereka langsung berdiri dan ikut tertawa.
Berselang setengah jam, kemudian lomba dilanjutkan dengan lomba joget. Yang unik dari lomba ini adalah bola yang ditaruh di kening pejoget sudah diberi tepung. Mereka harus berhasil menjaga bola itu sampai lagu habis. Tentunya, harus terus berjoget.
Lomba dimulai dengan dua kelompok yang terdiri dari masing-masing dua perempuan. Saat lagu mulai diputar dan bola sudah siap di kening masing-masing kelompok, semua ikut berjoget. Tawa makin tak tertahankan saat salah satu kelompok mencoba mempertahankan bola yang penuh tepung itu sampai ke hidung, lalu pipi mereka.
"Terus joget, bu...lagu belum habis," teriak salah satu warga, diiringi tawa warga yang lain.
Lagi-lagi, perayaan kemerdekaan ini penuh dengan kebahagiaan. Mereka tidak memikirkan soal menang atau kalah. Mereka asyik berjoget dan tertawa bersama, sambil merayakan dengan bangga kemerdekaan ke 72 Republik Indonesia. (DD18)