PEKANBARU, KOMPAS — Meski berada pada puncak musim panas 2017, selama 10 hari terakhir, hujan senantiasa turun di sebagian wilayah Provinsi Riau. Fenomena alam tersebut menjadi berkah yang sangat disyukuri warga Riau karena seluruh kebakaran lahan dan hutan yang semula muncul secara sporadis di beberapa daerah langsung padam.
”Ada pergerakan angin tertutup di wilayah Kepulauan Riau yang menyebabkan konvergensi atau pengumpulan massa udara di atas Riau. Kondisi itu menimbulkan hujan terutama di wilayah Riau bagian tengah dan utara. Hujan itu mematikan kebakaran,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Pekanbaru Slamet Riyadi yang dihubungi pada Minggu (20/8).
Menurut Slamet, saat ini konvergensi udara di perairan Kepulauan Riau sudah menipis. Panas pun sudah mendera sebagian wilayah Riau di siang hari.
Ada pergerakan angin tertutup di wilayah Kepulauan Riau yang menyebabkan konvergensi atau pengumpulan massa udara di atas Riau. Kondisi itu menimbulkan hujan terutama di wilayah Riau bagian tengah dan utara. Hujan itu mematikan kebakaran.
Kebakaran lahan yang semula padam pada Minggu siang mulai muncul kembali. Satelit Aqua Terra pada Minggu sore menunjukkan 17 titik panas yang tersebar di Sumatera. Riau memiliki delapan titik panas yang tersebar di Kabupaten Bengkalis, Pelalawan, Kota Dumai, dan Pekanbaru.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Riau Jim Gofur mengatakan, selama 10 hari terakhir, Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan Riau memang mendapat berkah alam dari hujan. Dari seluruh daerah dilaporkan tidak ada kegiatan pemadaman, kecuali patroli lapangan seperti biasa.
”Tim Satgas Udara juga tidak mengoperasikan helikopter water bombing. Seluruh heli standby di markas,” kata Jim.
Menurut Jim, delapan titik panas yang terpantau satelit pada Minggu petang masih berada pada ambang kepercayaan di atas 50 persen, tetapi di bawah 70 persen. Namun, kondisi itu sudah memberikan peringatan kepada seluruh daerah yang memiliki titik panas untuk waspada dan turun ke lapangan kembali.
”Memang ada kecenderungan titik panas muncul pada hari-hari libur umum, seperti akhir pekan sekarang ini. Kami sudah menginstruksikan daerah untuk waspada dan turun ke lapangan. Tidak boleh lengah,” kata Jim.
Data BPBD Riau, selama kurun 2017 sejak 14 Januari sampai Jumat (18/8) menunjukkan luas kebakaran di wilayah Riau mencapai 979,5 hektar. Luas itu jauh lebih kecil dari kebakaran sepanjang tahun 2016 yang mencapai 9.482 hektar.
Meski demikian, upaya pemadaman kebakaran tidak mudah. Untuk mematikan lahan terbakar yang belum mencapai angka 1.000 hektar saja sudah dilakukan penyiraman dengan menggunakan enam jenis helikopter secara simultan dengan total volume 36,4 juta liter air.
”Selain water bombing, tim udara juga menggunakan teknologi modifikasi cuaca dengan pesawat Cassa 212 milik TNI AU. Sudah dilakukan penaburan garam sebanyak 49 kali dengan total volume mencapai 39.200 kilogram. Masih ada stok garam 15,4 ton lagi yang siap ditabur pada awan-awan potensial,” kata Jim.