Keringat yang keluar dari tubuh saat berolah raga, tak lagi semata-mata untuk menyehatkan tubuh. Di acara ASICS Estafet 2017 Jakarta, lari maraton digunakan untuk bisa eksis di kehidupan sosial.
Acara itu diselenggarakan di halaman luar Mall Alam Sutera, Tangerang, Sabtu (19/8). Tidak seperti perlombaan maraton biasa, di sekitar area lari terdapat panggung hiburan yang menampilkan DJ dan band perkusi. Sementara itu, puluhan booth yang menjajakkan makanan dan minuman mengelilingi halaman mall tersebut.
Sekitar 1.600 orang yang terbagi menjadi 400 kelompok berlari di acara estafet maraton 42 Kilometer dan setengah maraton 21 Kilometer. Satu kelompok terdiri dari empat orang yang akan lari bergantian untuk menempuh jarak penuh dan setengah.
Peserta lari pun datang dari berbagai kalangan dan umur, mulai dari 15 – 50 tahun. Di acara yang mulai pada malam hari itu, terlihat para peserta tampil dengan gaya yang sangat kekinian, seperti ikat kepala, gelang tangan, jam tangan olah raga, sampai sepatu lari bermerek. Mereka sibuk berfoto dengan gawainya, dari swafoto sampai foto bareng.
Seorang peserta, Evi (40) mengatakan, ia sudah satu tahun belakangan ini menyukai lari karena ajakan temannya. Evi juga sudah puluhan kali ikut di acara lari maraton yang berisi hiburan seperti acara ini. “Kalau saya sih ikutan bareng teman-teman untuk have fun saja. Selain itu untuk nambah teman juga.” ujarnya.
Demi medsos
Selain bertujuan untuk gaya hidup sehat, Evi mengaku motivasi terbesarnya adalah bisa memamerkan kegiatannya itu di media sosial. “Olah raga itu penting, tetapi media sosial itu nomor satu. Biar selalu update dan terlihait kekinian,” kata peserta lari maraton penuh itu.
Sama dengan Evi, peserta lain, Todi (30) mengatakan dalam empat tahun belakangan ini sudah tidak terhitung jumlah acara olah raga yang diikutinya. “Saya memang suka olah raga, empat tahun belakangan ini terutama lari. Jadi kalau ada acara seperti ini, saya pasti ikut,” Kata Todi.
“Kalau itu wajib. Ya, paling saya pilih satu dari sepuluh foto. Satu itu yang saya masukin ke media sosial,” jawab Todi saat ditanya tentang kaitan antara aktivitasnya saat ini dengan kebutuhan di media sosial.
Menurut Todi, banyak keuntungan yang bisa didapat bila memamerkan aktivitas olah raganya di media sosial. “Saya sering di-endorse sama barang-barang yang berkaitan dengan olah raga. Jadi kan lumayan, selain dapat sehat, dapat untung juga.” ujar Todi.
Demi kebutuhan sosial, Evi dan Todi tidak memikirkan biaya pendaftaran dengan harga Rp 950 ribu/tim untuk setengah maraton dan Rp 1,05 juta/tim untuk maraton penuh. Evi dan Todi juga mengaku tidak mengincar hadiah jutaan rupiah yang diberikan pihak ASICS pada tim yang juara.
Managing Director of ASICS Asia, Kenji Oh, mengatakan pihaknya membuat acara olah raga dengan hiburan karena mengetahui di Indonesia ada peminat yang sangat banyak. “Kami sudah memetakan di Asia Tenggara. Ternyata, Indonesia salah satu dengan pasar terbesar untuk olah raga lari yang menyenangkan,” kata Kenji.
Setelah di Jakarta, ASICS Estafet 2017 akan melanjutkan acara serupa di Kuala Lumpur (7/10), Singapura (4/11), dan Bangkok (2/12). (DD06)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.