Rouhani Tuduh Amerika Serikat Hendak Merusak Kesepakatan Nuklir
Presiden Iran Hassan Rohani menyatakan, tugas negaranya adalah menjaga kesepakatan nuklir yang dinilainya kini hendak dirusak oleh AS.
Oleh
A Tomy Trinugroho
·2 menit baca
TEHERAN, MINGGU — Presiden Iran Hassan Rouhani, Minggu (20/8), di Teheran, mengatakan, prioritas utama kebijakan luar negeri pemerintahannya ialah melindungi kesepakatan nuklir dari upaya Amerika Serikat untuk merusaknya. ”Pekerjaan paling penting menteri luar negeri kami pertama-tama ialah berdiri di belakang JCPOA, dan tidak mengizinkan Amerika Serikat dan musuh-musuh lainnya menggantikan kesepakatan itu,” kata Rouhani kepada parlemen Iran.
Rouhani menyebut kesepakatan nuklir dengan istilah teknis, yakni JCPOA atau Joint Comprehensive Plan of Action. Iran dan enam negara utama (AS, Perancis, Inggris, Rusia, China, dan Jerman) mencapai kesepakatan nuklir itu pada 2015. Dalam kesepakatan ini, Teheran bersedia menghentikan program pengayaan nuklir yang dapat digunakan sebagai bom. Sebagai imbalannya, sanksi ekonomi atas Iran terkait program nuklir dicabut.
Dalam laporan kepada Kongres AS yang dibuat berdasarkan inspeksi oleh tim internasional, Pemerintah AS menyatakan bahwa Iran tidak melanggar kesepakatan tersebut. Namun, belum lama ini, AS menjatuhkan sanksi atas Iran dengan menggunakan alasan bahwa negara itu mengembangkan rudal balistik.
Iran mengkritik AS atas keputusan tersebut karena dinilai mengkhianati apa yang menjadi ”semangat kesepakatan nuklir”. Sebaliknya, AS juga mengkritik Iran bahwa negara itu mencederai semangat kesepakatan nuklir lewat tindakan mereka melakukan uji coba rudal balistik.
Menurut Rouhani, membela JCPOA kini sama artinya dengan memerangi musuh-musuh negara Iran. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan parlemen untuk membahas anggota kabinet hasil pilihan Rouhani.
Pada pekan lalu, Rouhani menyatakan bahwa Iran siap untuk meninggalkan kesepakatan nuklir jika AS terus menerapkan sanksi baru. Namun, Rouhani mengisyaratkan bahwa kesepakatan itu cenderung untuk dipertahankan oleh Iran.
Dengan kesepakatan nuklir yang tetap berlaku, Iran dinilai dapat tetap mengembangkan ekonomi secara lebih baik. ”Tanggung jawab kedua kementerian luar negeri ialah terlibat dalam kegiatan ekonomi. Kemlu Iran harus mampu menarik investor dan teknologi asing,” tutur Rouhani.
Rouhani mewakili kekuatan moderat dalam ranah politik di Iran. Ia memulai periode kepresidenannya yang kedua pada awal bulan ini setelah memenangi pilpres pada Mei silam. Lawan Rouhani dalam pilpres berasal dari kubu konservatif. (AFP)