Dari Pajangan Menjadi Dagangan
Membuka sedikit kilas balik penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2016, setidaknya ada dua mobil yang waktu itu masih berupa pajangan dan baru dijanjikan diproduksi dan dipasarkan di pasar mobil Tanah Air dalam waktu setahun kemudian. Tidak ada kepastian kecuali hanya harapan besar agar janji-janji itu benar-benar terwujud.
Namun, pada GIIAS 2017 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, kedua mobil itu benar-benar memenuhi janji untuk tidak lagi sekadar menjadi pajangan, tetapi sudah menjadi dagangan yang siap ditebus untuk dibawa pulang konsumen.
Dua mobil itu adalah Mitsubishi XM Concept yang kemudian bernama Mitsubishi Xpander dan Wuling Hongguang yang telah beralih nama menjadi Wuling Confero S. Keduanya berbentuk multi-purpose vehicle (MPV) berukuran kecil dengan kapasitas 7-8 penumpang. Keduanya pun sama-sama diproduksi di dalam negeri, di pabrik masing-masing yang terletak dalam satu kompleks di Cikarang, Jawa Barat.
Xpander dirancang oleh pabrikan asal Jepang, Mitsubishi, yang sudah lama dikenal publik Indonesia. Xpander diharapkan bisa menjadi ujung tombak pabrikan berlogo tiga berlian itu untuk bertarung di pasar low MPV yang selama ini dirajai duet kembar Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Xpander juga diharapkan tidak mengulang kegagalan Mitsubishi Kuda, MPV Mitsubishi yang pada akhir 1990-an digadang-gadang menjadi penantang kedigdayaan Toyota Kijang.
”Waktu itu, Kuda dirancang untuk diproduksi di tiga negara, yakni Indonesia, Filipina, dan Taiwan. Sementara MPV baru kami ini dirancang khusus di Indonesia, dengan mendengarkan keinginan konsumen Indonesia, sehingga kami optimistis akan lebih memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar di Indonesia,” tutur Imam Choeru Yahya, Sales & Marketing Group Head PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), saat berkunjung ke Redaksi Kompas, 14 Juli silam.
Kamis (10/8), mobil yang diselubungi kerahasiaan ketat dan memancing rasa penasaran selama setahun itu akhirnya diluncurkan resmi dalam pembukaan GIIAS 2017. Hingga hari kelima pameran, Senin (14/8), Mitsubishi Xpander tetap menjadi magnet bagi para pengunjung. Kompas harus menunggu hingga beberapa menit untuk sekadar melihat interior dan duduk di kursi pengemudi mobil ini karena pengunjung terus hilir mudik di sekitar mobil.
Xpander dipasarkan dalam enam pilihan varian dengan harga mulai Rp 189.050.000 untuk varian terendah GLX bertransmisi manual hingga Rp 245.350.000 untuk varian tertinggi Ultimate bertransmisi otomatis 4 percepatan. Semua harga adalah on the road untuk wilayah Jabodetabek.
Untuk memproduksi MPV dengan mesin 4 silinder 1.5 Liter berteknologi MIVEC yang mengeluarkan tenaga 105 PS ini, Mitsubishi Motor Corporation menanam modal Rp 7,5 triliun untuk membangun pabrik baru berkapasitas produksi 160.000 unit per tahun di Cikarang. Pabrik yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 25 April lalu itu juga menjadi basis produksi Mitsubishi Pajero Sport dan Mitsubishi Colt L300 untuk memenuhi pasar domestik Indonesia dan ekspor.
Mitsubishi menargetkan penjualan Xpander sebanyak 3.000-4.000 unit per bulan. Selama pameran GIIAS, 10-20 Agustus, mobil itu telah terjual 5,281 unit. Sementara di tingkat nasional, berdasarkan data MMKSI, Xpander telah terjual 7.489 unit per 20 Agustus 2017.
Kuda hitam
Meski sambutannya tidak segegap gempita Xpander, Wuling Confero S juga cukup lama memancing rasa penasaran publik Indonesia. Di GIIAS tahun lalu, pabrikan asal China ini baru memajang dua model MPV-nya, yang masih diproduksi di China, dengan setir berada di kiri. Gerai mereka pun masih bercampur dengan mobil-mobil niaga, seperti truk dan bus. Saat itu, para penjaga gerai Wuling masih melakukan survei kepada para pengunjung, berapa harga yang pantas untuk mobil-mobil MPV-nya itu.
Salah satu MPV itu adalah Wuling Hongguang yang lebih dulu dipasarkan di dalam negeri China. Mirip dengan Avanza dan Xpander, mobil ini juga dilengkapi mesin bensin 4 silinder 1.5 liter dengan tenaga maksimum 107 HP pada 5.800 rpm.
Nama Wuling memang masih baru dan asing bagi publik Indonesia. Namun, di negeri asalnya, mobil buatan Wuling Motors sudah terjual hingga 2,13 juta unit pada 2016. Penjualan itu menjadikan Wuling produsen otomotif pertama yang menembus penjualan 2 juta unit di China.
Di Indonesia, Wuling Motors beroperasi di bawah PT SAIC-GM-Wuling Automobile Company Limited (SGMW) Motor Indonesia. SGMW sendiri adalah patungan tiga perusahaan, yakni SAIC (50,1 persen saham), General Motors China (44 persen), dan Guangxi Automobile Group (5,9 persen). Pembangunan pabrik mereka di Cikarang dimulai pada Agustus 2015 dan, dalam waktu kurang dari dua tahun, pabrik berkapasitas produksi 120.000 unit kendaraan per tahun itu sudah berproduksi.
Saat diresmikan operasinya oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, 11 Juli 2017, terungkap nilai investasi pembangunan pabrik di lahan seluas 60 hektar ini mencapai 700 juta dollar AS (sekitar Rp 9,3 triliun). Sekitar separuh dari total luas lahan itu juga akan digunakan sebagai kompleks produsen penyuplai suku cadang yang melibatkan perusahaan lokal.
Saat produk perdana pabrik ini diluncurkan ke pasar, 2 Agustus 2017, harga yang ditawarkan cukup mengagetkan karena berada jauh di bawah mobil-mobil MPV bermesin 1.500 cc lainnya di Indonesia. Mobil ini ditawarkan mulai harga Rp 128.800.000 untuk varian terendah Wuling Confero hingga harga termahal Rp 165.900.000 untuk tipe puncak Wuling Confero S Tipe L Lux.
Harga itu masih mendapat diskon khusus sebesar Rp 3 juta untuk semua varian selama pameran GIIAS berlangsung.
Terlihat Wuling memang menyasar segmen pasar menengah ke bawah atau pasar di luar Jabodetabek dengan hanya menawarkan satu tipe transmisi, yakni manual 5 percepatan, untuk seluruh varian Confero dan Confero S.
Presiden Direktur PT SGMW Indonesia Xi Feiyun saat ditanya tentang rendahnya posisi harga Wuling Confero mengatakan, salah satu penyebabnya adalah Confero dibuat berdasarkan desain dasar MPV Wuling Hongguang yang sudah terjual jutaan unit di China. Untuk mewujudkan Confero, desain dasar ini diubah sehingga lebih hemat dari sisi material dan biaya produksi.
Selain itu juga ada faktor proses manufaktur yang lebih efisien dengan pabrik baru dan tingkat lokalisasi produksi yang cukup tinggi. Sebagai catatan, kandungan lokal Wuling Confero sudah mencapai lebih dari 50 persen dan hampir seluruh bagiannya, kecuali mesin dan transmisi, sudah dibuat di pabrik di Cikarang.
Xi menargetkan penjualan 8.000 unit Wuling Confero dan Confero S hingga akhir tahun ini. Selama penyelenggaraan GIIAS saja, mobil baru tersebut telah terjual sebanyak 624 unit.
Kehadiran Mitsubishi Xpander dan Wuling Confero memang membuat pasar MPV 7 penumpang di Tanah Air makin memanas. Namun, mampukah mereka menggoyang posisi Toyota Avanza sebagai raja segmen ini? Kita lihat bersama-sama nanti! (DHF)