MATARAM, KOMPAS — Musim kemarau menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah. Ribuan warga saat ini kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka hanya mengandalkan bantuan air. Di Nusa Tenggara Barat, lima kabupaten bahkan berstatus siaga darurat bencana kekeringan.
Selain di Nusa Tenggara Barat (NTB), krisis air bersih antara lain terjadi di sebagian Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Di NTB, sumur yang menjadi sumber air bersih warga umumnya telah kering. Karena itu, warga memerlukan bantuan air untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Agung Pramuja, Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Senin (28/8), di Mataram, mengatakan, pemerintah kabupaten yang menyatakan daerahnya berstatus siaga darurat bencana kekeringan antara lain Bima, Sumbawa Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. Krisis air tersebar di 71 kecamatan (318 desa) dengan jumlah warga terdampak 127.940 keluarga atau sekitar 640.048 jiwa. Sebagian besar warga di desa-desa terdampak kini memburu air ke mata air terdekat.
Kepala BPBD Kabupaten Bima Taufik menyebutkan, di wilayahnya terjadi krisis air bersih di 42 desa dengan 8.203 keluarga (24.608 jiwa) terdampak. Sejak awal Agustus, pihaknya menyalurkan 20.000 liter air bersih per hari.
Di NTT, delapan pemerintah kabupaten dan kota juga telah melaporkan darurat kekeringan sekaligus mengajukan bantuan air bersih. Kepala BPBD NTT Tadeus Tini menyebutkan, jumlah desa dan kelurahan yang terancam kekeringan 185 desa, dengan total penduduk 18.500 jiwa.
Di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, 293 keluarga atau lebih dari 1.074 jiwa pun mengalami krisis air bersih. Sumur warga dan sumber air kering.
Kekeringan juga membuat warga di sejumlah wilayah Kabupaten Bantul, DIY, bergantung pada pasokan air bersih dari pemerintah daerah. Dua bulan terakhir, warga gagal menemukan sumber air bersih meskipun sudah melakukan berbagai cara.
Bantuan air bersih juga didistribusikan ke sebagian wilayah di Kabupaten Wonogiri dan Klaten, Jateng. Daerah di Jateng bagian utara, seperti Kabupaten Kendal, Demak, dan Brebes, pun kekeringan.
Sumur bor
Pemerintah sudah menyiapkan jalan keluar untuk menangani kekeringan di sejumlah daerah itu. Selain mendistribusikan bantuan air bersih, pemerintah juga akan membangun sumur bor di daerah rawan kekeringan.
Rencana pembangunan sumur bor di daerah rawan kekeringan disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin. Menurut dia, pemerintah sudah membentuk tim gabungan dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam dan Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk menangani kekeringan.
Saat ini pemerintah mulai membuat sumur bor di sejumlah daerah yang mengalami kekeringan, salah satunya dilakukan di Sukabumi, Jawa Barat. Solusi lain yang akan dilakukan pemerintah untuk menangani kekeringan adalah membagikan air bersih secara langsung kepada masyarakat.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan, kekeringan tidak akan memengaruhi produksi pangan, khususnya beras. (RUL/KOR/DIM/RWN/NIK/WER/NTA/DIT)