JAKARTA, KOMPAS — Migrasi dan pemulihan layanan perbankan yang kena dampak gangguan satelit Telkom 1 masih berlangsung. Jaringan anjungan tunai mandiri yang dipulihkan itu sudah bisa digunakan lagi oleh nasabah.
Untuk mempercepat pemulihan layanan akibat gangguan satelit Telkom 1, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mengerahkan staf operasional di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk membantu pengarahan antena parabola VSAT (very small aperture terminal) ke arah antena satelit yang baru. Ada sekitar 15.000 parabola VSAT yang harus diperbaiki.
”Terlebih lagi, sebagian besar parabola VSAT ada di daerah yang tak memiliki sistem pencadangan,” kata Asisten Wakil Direktur Komunikasi Eksternal Telkom Pujo Pramono di Jakarta, Selasa (29/8).
Di Telkom Divisi Regional III Jawa Barat, pelatihan perbaikan dilakukan kepada 45 anggota staf operasional dari sejumlah kantor Telkom. ”Kami mulai bergerak Kamis (besok) memperbaiki antena-antena ATM bermasalah berdasarkan data dari pusat,” kata OSM Regional Network Operation PT Telkom Divisi Regional III Jawa Barat Rizal Fakta Basri.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menyampaikan, migrasi jaringan ATM masih berlangsung. Dalam seminggu mendatang, 1.500 ATM dapat pulih.
Untuk mengatasi gangguan pada 5.700 ATM sejak Jumat (25/8), BCA menambah biaya pemindahan arah antena serta ganti rugi biaya jika nasabah mengambil uang di ATM bank lain.
”BCA harus bayar kepada bank pemilik ATM Rp 6.500 dan perusahaan switching Rp 1.000 per transaksi. Jadi, total Rp 7.500
per transaksi. Biaya itu sebenarnya menjadi tanggungan nasabah, tapi akan kami kembalikan kalau mengambil tunai sampai dengan 10 September 2017,” kata Jahja.
Sebelumnya, Direktur BCA Santoso mengungkapkan, gangguan satelit Telkom 1 adalah keadaan memaksa (force majeure) sehingga pihaknya tak akan meminta kompensasi dari Telkom. Hal senada disampaikan Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kiryanto dan Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rohan Hafas.
Menurut Rohan, 500 ATM yang belum dimigrasikan ke jaringan lain ada di daerah terpencil dan sulit terjangkau. Rata-rata transaksi di setiap ATM itu Rp 50 juta per minggu.
”Pekan depan pemindahan jaringan 500 ATM akan selesai. Apabila satelit Telkom 1 telah pulih, kami kembalikan lagi seperti semula,” kata Rohan.
Vice President Corporate Communication Telkom Arief Prabowo menyampaikan, kompensasi atas masalah satelit Telkom 1 tertuang di setiap kontrak bisnis yang dibuat Telkom dengan pelanggan. Setiap kontrak memiliki persetujuan kualitas layanan dan kompensasi yang berbeda.
Secara terpisah, ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, mengatakan, untuk memitigasi risiko anomali fungsi satelit pada masa mendatang, perbankan diharapkan menggunakan beberapa satelit untuk jaringan layanannya.
Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mendorong Telkom memulihkan layanan dan memigrasi layanan yang terganggu ke satelit-satelit lainnya. Informasi mengenai hasil pemulihan itu harus disampaikan kepada masyarakat sehingga permasalahan ini tidak akan mengganggu industri satelit di Indonesia di kemudian hari.
Rudiantara menambahkan, pemerintah membantu mengamankan slot orbit satelit Telkom 1 yang dijadwalkan pensiun pada 2018. Upaya ini dilakukan agar Telkom tidak terkena penangguhan. (MZW/SEM/MED/HEN/ARN/IDR)