logo Kompas.id
UtamaPresiden Rencanakan Evaluasi...
Iklan

Presiden Rencanakan Evaluasi Besar-besaran

Oleh
· 3 menit baca

SUKABUMI, KOMPAS — Kegagalan kontingen Indonesia mencapai target perolehan medali emas pada SEA Games Kuala Lumpur 2017 mengecewakan Presiden Joko Widodo. Evaluasi total akan segera dilakukan guna mengetahui kekurangan dalam pengelolaan olahraga di Indonesia. "Akan kita evaluasi besar-besaran. Mungkin minggu depan akan saya kumpulkan," tutur Presiden Joko Widodo di Kabupaten Sukabumi, Jumat (1/9). Pada SEA Games 2017 yang ditutup Rabu (30/8), Indonesia meraih 38 emas dari target 55 emas. Indonesia berada di peringkat kelima, di bawah Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Soetjipto menyatakan, problem terkait fasilitas pelatnas salah satunya muncul karena membengkaknya jumlah atlet yang awalnya 250 atlet. "Namun karena permintaan, lalu berkembang hingga 530 lebih sehingga dana akomodasi dan lain-lain juga membengkak. Tentu ke depan tidak bisa dilakukan lagi. Tidak bisa semua cabang mendapat kesempatan, tetapi cabang unggulan saja," kata Imam, Kamis (31/8).Menpora mengungkapkan kesulitan prosedur pencairan dana APBN yang mengakibatkan keterlambatan pencairan biaya pelatnas. Ke depan, Menpora akan kembali menggunakan sistem bapak angkat per cabang sebagai satu terobosan. "Kalau selama ini tidak jalan karena laporan penggunaan biayanya oleh induk organisasi cabang, tidak akuntabel. Kita kembali akan memanfaatkannya," kata Menpora.Kegagalan di SEA Games 2017, ujar Soetjipto, menjadi pelajaran bagi Satlak Prima untuk menghadapi Asian Games 2018. Prima tetap dengan target perolehan 20 emas Asian Games 2018 atau masuk 10 besar Asia. Ia optimistis dengan pencapaian target itu.Tidak menyeluruh Kemunduran pengelolaan olahraga Indonesia, menurut Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (FIK UNJ) Abdul Sukur, terjadi karena diabaikannya pembinaan. Hanya target medali yang dipasang, tetapi regenerasi tak disiapkan. Sarana dan prasarana untuk atlet pun kerap terlambat atau tidak terealisasi. "Peran ilmu keolahragaan (sport science) dalam pengembangan atlet juga belum dioptimalkan. Akibatnya, Indonesia gagal berprestasi optimal di kancah internasional," katanya. Menurut Sukur, ilmu keolahragaan diterapkan, tetapi belum menyeluruh. Masih banyak cabang hanya memperkuat sisi fisik, tetapi dari segi nutrisi yang menyangkut pola makan dan gizi, biomekanik yang mengkaji postur dan gerakan, kesehatan, serta psikologi diabaikan."Ilmu keolahragaan harus dilibatkan sejak awal. Mulai dari perekrutan atlet, pelatihan, hingga pelaksanaan. Sejak awal, kita tidak hanya melihat teknik dan motivasi atlet saja, tetapi dari berbagai aspek sport science. Kita perhatikan biomekaniknya, jadi terlihat mana gerakan yang menunjang, mana yang menghambat atlet," ujarnya.Kepala Laboratorium Jurusan Somatokinetika FIK UNJ Iwan Hermawan menambahkan, sport science adalah dukungan iptek untuk olahraga, dari teknik hingga manajemen. Peran manajemen berperan  karena menyangkut pengaturan jadwal latihan hingga akomodasi. "Pada SEA Games kemarin, sport management tidak diperhatikan. Masa pengurangan beban latihan, tiga pekan sebelum bertanding, tak dimanfaatkan, tetapi ikut acara protokoler yang melelahkan," ujar Iwan.Pengurus Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Wisnu Wardhana sepakat meningkatkan peran ilmu keolahragaan.  "Sport science kita tidak tertinggal, tapi sedang berkembang. Satlak dan Kemenpora mulai menerapkannya. Kami juga menerapkan dan terbukti cukup meningkatkan performa," ujarnya.  (DD12/DD03/DD16/INA/NIC/OKI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000