Menjadi perusahaan tercatat di bursa efek tidak hanya melalui penawaran umum atau initial public offering (IPO) saja. Cara lain adalah mengakuisisi perusahaan terbuka yang sudah tercatat di bursa.
IPO merupakan cara yang paling banyak dilakukan. Perusahaan yang mau masuk bursa terlebih dahulu menghubungi sekuritas penjamin emisi. Penjamin emisi ini akan membantu perusahaan untuk menjajakan sahamnya kepada para investor. Setelah itu, saham akan dicatatkan di bursa.
Cara lain adalah dengan memanfaatkan perusahaan tercatat yang sudah tidak terlalu aktif lagi di bursa. Dari 600-an emiten di bursa, tidak semua sahamnya aktif ditransaksikan. Beberapa perusahaan menjadi tidak aktif karena minim transaksi.
Alasan lain, pemegang sahamnya ingin berganti bisnis.
Ibarat hendak membeli rumah, langkah backdoor listing dapat diumpamakan membeli rumah dari tangan kedua yang sudah siap ketimbang IPO yang dapat diibaratkan membeli kavling baru kemudian mencari kontraktor, arsitek, lalu membangun rumah.
Emiten yang tidak aktif ini dapat dijadikan pintu masuk ke bursa. Perusahaan di luar bursa dapat mengakuisisi perusahaan tercatat ini. Perusahaan yang sudah tercatat mengeluarkan right issue atau penerbitan saham terbatas.
Perusahaan di luar bursa dapat bertindak sebagai investor dan menyuntikkan dana. Hasilnya, perusahaan di luar bursa menjadi pemengang saham pengendali dan dapat mengubah lini bisnis perusahaan.
Belakangan ini, wacana penawaran saham publik Indonesia Air Asia (IAA) kembali mengemuka. IAA tampaknya lebih memilih masuk bursa melalui cara backdoor listing ketimbang melakukan penawaran saham umum. IAA akan masuk melalui PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP). Manajemen CMPP sudah menjelaskan tentang rencana ini melalui keterbukaan informasi di bursa.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, langkah ini merupakan aksi korporasi. Bursa memberikan kebebasan kepada emitennya dalam melakukan aksi korporasi seperti ini. Selain IAA, PT Telkom Tbk (TLKM) juga sedang mengkaji kemungkinan melepaskan anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi, ke publik melalui skema backdoor listing.