Rohingya menjadi isu hangat di media sosial. Ada banyak akun di media sosial yang mengungkap pandangan mereka mengenai isu Rohingya.
Oleh
Didit Putra Erlangga
·3 menit baca
Nama ”Rohingya” kembali mencuat dalam pembicaraan di linimasa sejak akhir Agustus lalu menyusul krisis kemanusiaan yang kembali terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, 25 Agustus lalu. Kekacauan tersebut diduga dipacu oleh serangan kelompok militan Rohingya yang menyebut diri sebagai Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) terhadap pos-pos polisi dan pangkalan militer di Rakhine (Kompas, 2 September 2017).
Kejadian ini menyulut pembakaran rumah-rumah warga di desa-desa yang masuk wilayah Rakhine. Berdasarkan keterangan dari militer, korban jiwa mencapai 400 orang. Adapun Juru Bicara Dewan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan jumlah pengungsi bisa mencapai 60.000 orang yang berupaya menyeberang Sungai Naf (batas alam Myanmar dengan Banglades) demi mencapai negara Banglades.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) hingga kini sudah menangani 120.000 pengungsi Rohingya yang berada di kamp pengungsi sejak kerusuhan rasial pecah tahun 2012. Harapan untuk Rakhine yang lebih damai kembali pupus minggu lalu karena eskalasi kekerasan terjadi lagi.
Tidak hanya di Indonesia, kekerasan di Myanmar juga diperbincangkan oleh warganet dari negara-negara lain. Khusus untuk Indonesia, intensitas pencarian kata ”Rohingya” dan ”Myanmar” meningkat dalam seminggu terakhir.
Sayangnya, sudah bisa diduga, arus informasi yang deras tentang krisis kemanusiaan yang mengundang simpati dan emosi ini disusupi konten bohong, misalnya penggunaan foto mayat-mayat dari kejadian lain, seperti ledakan tanker bahan bakar di Republik Demokratik Kongo yang diklaim terjadi di Myanmar. Meski tidak menafikan kekerasan yang terjadi di Rakhine, gambar-gambar yang beredar tidak urung bisa mendatangkan kemarahan dari pengguna internet lain.
Untunglah, penyebaran foto atau informasi yang tidak tepat terkait kondisi di Rakhine bisa ditangkal dengan penjelasan mengenai asal-usul foto. Upaya untuk menangkalnya juga dapat terwujud berkat imbauan kepada warganet untuk menahan diri sebelum membagikan informasi yang bisa jadi hoaks alias kabar bohong.
Anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera, Tifatul Sembiring, ”terpeleset” dengan membagikan foto tentang kekejaman yang dialami warga Rohingya saat berbalas twit dengan pengguna lain. Setelah diketahui bahwa gambar tersebut tidak terkait dengan kejadian pada Agustus 2017, akun milik Tifatul, @tifsembiring, segera menghapus twit yang bermasalah itu.
Tidak ketinggalan, muncul tuntutan untuk memutus hubungan diplomatik dengan Myanmar terkait insiden ini. Hanya saja, langkah tersebut dinilai kurang tepat karena Indonesia justru bisa memanfaatkan hubungan diplomatik dengan Myanmar untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi.
Di tengah isu kemanusiaan Rohingya, ada pihak yang membangun narasi bahwa pemerintah berpangku tangan. Lebih jauh lagi, mereka mengaitkannya dengan kecenderungan pemerintah yang tidak berpihak kepada umat Muslim.
Pemerintah selama ini berusaha hadir, mengulurkan tangan dalam konflik kemanusiaan di Myanmar. Kepada Kompas, Minggu (3/9), Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memastikan bahwa Indonesia melakukan langkah konkret untuk membantu masyarakat terdampak, begitu pula mencari solusi demi meredakan konflik.
Berdasarkan catatan Kompas, pada tahun ini saja, Pemerintah Indonesia sudah proaktif mengirimkan bantuan ke Myanmar untuk disalurkan kepada pengungsi. Indonesia juga terlibat dalam pendirian dua sekolah di Negara Bagian Rakhine.
Retno terbang ke Naypyidaw, Myanmar, untuk bertemu dengan pejabat pemerintah setempat. Tujuannya, menyampaikan amanat dari komunitas internasional yang menginginkan konflik segera tuntas.
Tidak mudah untuk bisa merangkum konflik kemanusiaan di Myanmar mengingat akar masalahnya tidak terjadi seketika. Isu Rohingya sudah lama menjadi pekerjaan rumah Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk diselesaikan. Maka, berkepala dingin sambil menawarkan bantuan apa pun yang bisa dihadirkan adalah sikap terbaik.