HUT Ke-72 RI: Kijang dan Veloz Lintasi Tiga Negara
Tak ada yang tak mungkin. Usia boleh beranjak dari 40 tahun, tetapi semangat tak ingin padam termakan usia. Begitu pula sang adik, memasuki usia 14 tahun dengan segala regenerasinya, semangat sang kakak menjadi panutan untuk berani membuktikan diri menempuh perjalanan lintas tiga negara sejauh 3.000 kilometer.
Itulah gambaran kolaborasi dua komunitas, yakni Toyota Kijang Club Indonesia (TKCI) dan Veloz Community (Velozity), yang akhirnya mampu menyelesaikan perjalanan melintasi tiga negara (Indonesia-Malaysia-Brunei), 12-23 Agustus 2017. Selama 12 hari, sebanyak 11 mobil, yang terdiri tujuh mobil lintas generasi jenis Toyota Kijang dan 4 Toyota Avanza Veloz, menempuh perjalanan sepanjang 3.000 kilometer.
”Artinya, rata-rata per hari mereka menempuh perjalanan sepanjang 250 kilometer. Ini bukan hanya menunjukkan usia yang semakin bertambah, melainkan juga membuktikan durabilitas kendaraan ini semakin teruji di berbagai medan perjalanan,” tutur Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Henry Tanoto didampingi Eksekutif General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto saat penyambutan barisan sejumlah mobil komunitas Independence Day Journey di dealer Auto 2000, di Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (5/9).
Momentum perjalanan ini masih menjadi rangkaian 50 tahun Toyota, sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. Di lain sisi, Toyota Kijang juga sudah memasuki usia produksi selama 40 tahun, sedangkan sang adik, Toyota Avanza Veloz, memasuki usia ke-14 tahun.
Dewa, salah satu peserta tur, mengisahkan, perjalanan paling bikin deg-degan saat dua mobil mengalami pecah ban. Kencangnya laju kendaraan yang membuat ban terempas di sebuah lubang cukup dalam menyebabkan velg langsung penyok. Sebetulnya, secara keseluruhan, tidak ada kendala signifikan menyangkut mesin kendaraan.
Dari seluruh mobil yang terdiri dari Kijang generasi awal tahun 1970-an, Kijang Super, Kijang Krista, dan Toyota Avanza Veloz, hanya Kijang Buaya tahun 1970-an yang mengalami panas bagian radiatornya. Akibatnya, perjalanan sempat terhenti, menunggu mesin agak dingin dan diberi tambahan air pada radiator, lalu perjalanan bisa dilanjutkan kembali.
Munurut Dewa, perjalanan panjang ini membuat peserta semakin memahami aturan berkendara dan berlalu lintas yang berbeda di setiap negara. Misalnya, pengisian bensin bisa dengan mudah dilakukan di lintasan Indonesia dan Malaysia, sedangkan untuk di wilayah negara Brunei, pengisian bahan bakar bagi kendaraan asing hanya boleh dilakukan di stasiun pengisian bahan bakar tertentu.
Soal pemeriksaan barang, kata Dewa, sewaktu perjalanan pulang tidak ada pemeriksaan barang yang dibawa di dalam setiap kendaraan, baik di perbatasan Brunei maupun Malaysia. Sementara, sewaktu memasuki wilayah Indonesia di imigrasi Pontianak, justru seluruh barang bawaan peserta harus diturunkan untuk diperiksa di mesin pemindai.
Perjalanan
Rombongan Perjalanan Kemerdekaan 2017 ke tiga negara ini berjumlah 45 orang. Mereka berangkat dari Pontianak, Kalimantan Barat, pada 12 Agustus 2017. Melintasi beberapa kota di wilayah Malaysia dan Brunei, yaitu Serian, Kuching, Sebu, Bintulu, Miri, Kuala Belait, rombongan tiba di Kota Bandar Seri Begawan pada 14 Agustus 2017 dan menetap di kota tersebut hingga 20 Agustus 2017.
Selama berada di ibu kota Brunei, selain mengunjungi Toyota Brunei, rombongan juga melakukan kegiatan penanaman pohon dan kampanye keselamatan berkendara bersama komunitas Toyota setempat. Pada 17 Agustus 2017, seluruh peserta rombongan mengikuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia di KBRI Bandar Seri Begawan dengan inspektur upacara Duta Besar Indonesia untuk Brunei Nurul Qomar.
”Ada rasa haru saat kami bisa menyanyikan lagu ’Indonesia Raya di negeri orang’,” kata Ketua Umum Velozity Didi Soenardy.
Setelah beberapa hari berada di Bandar Seri Begawan, pada 20 Agustus 2017 rombongan memulai kembali perjalanan menuju Pontianak. Rombongan akhirnya tiba di ibu kota Kalimantan Barat ini dengan selamat pada 22 Agustus 2017.
”Independence Day Journey ini sekaligus merupakan ajang untuk membuktikan kehandalan dua MPV Toyota menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan kondisi medan jalan yang beragam. Terbukti mobil MPV Toyota Avanza dan Kijang mampu diandalkan untuk itu,” tutur Henry.
Sementara dari sisi dealer Toyota, Chief Executive Auto2000 Agus Prajitno menyampaikan rasa bangganya dapat menjadi salah satu bagian dari kegiatan ini. Ia berharap aktivitas ini dapat menjadipemicu yang baik, khususnya bagi komunitas Toyota di Indonesia, untuk membuat kegiatan yang lebih inovatif dan tentunya membawa dampak yang positif bagi masyarakat
”Kami dari Auto2000 ikut merasa bangga bisa berpartisipasi dalam aktivitas ini dan pada kesempatan ini, sebagai wujud apresiasi, kami menyambut seluruh rekan-rekan TKCI dan Velozity yang telah berhasil menyelesaikan perjalanannya,” tutur Agus Prayitno.
MPV Andalan
Selain untuk senantiasa menanamkan semangat kemerdekaan di antara generasi muda, Independence Day Journey yang merupakan inisiatif komunitas Velozity serta TKCI, yang mendapat dukungan penuh TAM ini, juga untuk menunjukkan kemampuan industri otomotif Indonesia mengembangkan kendaraan MPV yang tangguh, seperti Toyota Avanza-Veloz dan Kijang.
Toyota Avanza-Veloz dan Toyota Kijang adalah legenda MPV Indonesia yang keduanya sudah terjual lebih dari 3 juta unit, terhitung sejak generasi pertama Kijang yang diluncurkan 40 tahun lalu (1977) dan generasi pertama Avanza pada 2004. Sebagai pioner kendaraan MPV Indonesia, Toyota Kijang yang sudah 40 tahun menemani 1,75 juta masyarakat Indonesia mampu menunjukkan keandalannya dari generasi ke generasi dengan selalu menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia.
Ketangguhan kendaraan ini juga terlihat dari tujuh mobil yang digunakan TKCI, mulai dari Kijang generasi pertama (1977-1980) sampai generasi ke-6 (2015-sekarang) yang mampu menyusuri rute Independence Day Journey tanpa kendala.
”Karakteristik Toyota Kijang membuat mobil tetap tangguh digunakan untuk perjalanan jauh. Terbukti, mulai dari Kijang generasi pertama hingga terakhir yang kami gunakan pada perjalanan ini tidak ada kendala yang ditemui. Kami bersyukur bisa pergi dan kembali bersama-sama,” ungkap Deni Agus Himawan, Ketua Pelaksana TKCI.
Hadir sebagai kendaraan sederhana (basic unit vehicle/BUV), sebagai generasi pertama atau dikenal sebagai Kijang Buaya, Toyota Kijang telah berhasil bertransformasi untuk selalu menjadi pilihan utama keluarga Indonesia dari masa ke masa, seperti Kijang generasi kedua atau Kijang Doyok (1981-1985), generasi ketiga 1986-1996 (Kijang Super), generasi keempat 1997-2004 (Kijang Kapsul), generasi kelima (Kijang Innova), dan generasi keenam 2015-sekarang (All New Kijang Innova).
Saat ini, selain mampu menguasai lebih dari 90 persen segmen medium MPV pasar otomotif nasional, All New Toyota Kijang dengan komponen lokal sampai 85 persen juga telah menjadi salah satu andalan ekspor industri otomotif nasional yang dijual ke berbagai negara atau pasar global.
”Kami bersyukur Toyota Kijang yang lahir di Indonesia telah berhasil masuk ke pasar global dan membawa nama Indonesia sebagai salah satu simbol kemajuan industri otomotif nasional,” kata Soerjopranoto.
Begitu juga dengan Toyota Avanza-Veloz yang mampu bergerak lincah dan nyaman untuk perjalanan jauh. Kendaraan di segmen low MPV ini tidak saja menjadi pilihan utama keluarga Indonesia, dengan angka penjualan sekitar 1,6 juta sejak 2004, tetapi juga telah berhasil menjadi salah satu andalan ekspor industri otomotif nasional. Sejak awal, karakter mobil ini didesain untuk memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia dan karakteristik geografi Indonesia dengan berbagai konturnya.
”Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki Toyota Avanza-Veloz, kami tidak mengalami kendala yang berarti untuk menempuh perjalanan pergi pulang sejauh 3.000 km selama lebih dari 30 jam. Kehandalan low MPW Toyota Avanza-Veloz memang telah teruji pada perjalanan ini,” tutur Didy Soenardy.
Pilihan untuk menggunakan kendaraan berpenggerak roda belakang, misalnya, adalah untuk meminimalkan kendaraan Avanza-Veloz slip saat melalui tanjakan tajam yang merupakan karakter sebagian besar jalanan di Indonesia. Posisi roda gerak belakang ini sekaligus juga mendukung daya tahan komponen kaki-kaki, suspensi, dan kuat untuk menahan beban berat. Karena itulah, Avanza-Veloz dengan ground clearance yang ideal (200 milimeter) juga dikenal sebagai kendaraan yang mempunyai durabilitas tinggi.
Kekuatan Avanza-Veloz juga datang dari desain bodi yang didukung oleh konsep unibodi yang dikembangkan Toyota atau sistem semi-monokok yang digabung dengan subframe, yaitu menggunakan ladderframe dari bagian tengah ke depan. Kemudian, menggunakan sasis monokok dari tengah ke belakang. Desain unibodi ini memberikan kemampuan lebih kepada Avanza-Veloz dalam menahan beban berat, termasuk untuk tujuh penumpang.
Dipadu dengan teknologi global outstanding assessment (GOA) dari Toyota, konsep unibodi juga memberikan perlindungan yang kuat kepada seluruh penumpang. Inilah yang membuat Avanza-Veloz menjadi terasa nyaman saat menempuh perjalanan jauh. Apalagi, dari sisi keselamatan, Avanza-Veloz juga dikenal mempunyai fitur-fitur yang lengkap di kelasnya.
Avanza-Veloz juga mampu bergerak lincah di jalan sempit di pelosok Indonesia karena didukung oleh kemampuan radius putarnya, yaitu hanya 4,7 meter. Mobil ini tidak menemui kendala yang berarti untuk masuk dan keluar jalanan kecil atau parkir di jalan sempit.
”Kehadiran Kijang dan Avanza-Veloz merupakan komitmen Toyota untuk senantiasa menghadirkan kendaraan yang mengerti kebutuhan masyarakat Indonesia, sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi yang ada,” kata Soerjopranoto.