Calon Jemaah Lapor ke Bareskrim
JAKARTA, KOMPAS — Puluhan calon jemaah haji dan umrah yang tidak diberangkatkan dua perusahaan penyelenggara haji dan umrah mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Rabu (6/9). Mereka menuntut Bareskrim menyita aset perusahaan dan menahan pemiliknya.Ketua kuasa hukum calon jemaah yang gagal berangkat, Septi Indah Rahayu, mengatakan, dari semua laporan yang masuk, sekitar 400 orang batal berangkat. Perusahaan itu beroperasi pada 2012 dan tahun 2013 memberangkatkan 18 anggota jemaah umrah. Setelah itu tidak ada lagi jemaah yang diberangkatkan. Perusahaan mematok biaya haji dan umrah sangat murah, yakni biaya haji Rp 54 juta untuk dua orang, sedangkan biaya umrah Rp 8 juta untuk tiga orang. Adapun normalnya biaya umrah Rp 22 juta per orang."Mereka sempat bilang kalau dana ini akan diinvestasikan dan berkembang. Diinvestasikannya lewat sarang burung walet, perusahaan kargo, dan perusahaan pialang," kata Septi.Nuryani (33), salah seorang calon jemaah, mengaku rugi Rp 1,8 miliar. Ia terbujuk harga murah. "Kerugian tersebut merupakan kerugian dari tim saya untuk 54 orang dan investasi 3 orang. Itu untuk biaya berangkat haji," ujarnya.Ketua Urusan Luar Negeri Asosiasi Penyelenggara Haji Umroh dan In-bound Indonesia Syahrul mengatakan, travel haji atau umrah harus memiliki izin usaha travel dari pemerintah daerah dan Kementerian Agama. Bagi travel yang belum memiliki izin harus menginduk kepada travel yang berizin. Syahrul mengatakan, tidak logis biaya umrah sangat murah. Seharusnya travel tidak menginvestasikan uang jemaah karena termasuk riba. Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, 22.163 pengaduan masuk ke YLKI terkait travel haji dan umrah bermasalah. Menurut dia, sebagian besar jemaah tidak membaca kontrak ketika mendaftar ke travel. Padahal, dalam kontrak tertulis mengenai penundaan keberangkatan. (DD05)
