PASAY, KOMPAS — Para menteri ekonomi ASEAN sepakat meningkatkan perdagangan intra-ASEAN dua kali lipat secara bertahap mulai 2017 hingga 2025. Salah satu upaya peningkatan itu adalah melalui Zona Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN yang bisa meningkatkan ekspor.
Dalam forum dewan Zona Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) yang merupakan rangkaian Pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN (AEM), Indonesia memperjuangkan sertifikasi mandiri surat keterangan asal (SKA). Indonesia juga tegas menolak mengeluarkan alkohol dari daftar pembebasan bea masuk (GEL).
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, Indonesia bersama ASEAN optimistis dapat meningkatkan perdagangan antarnegara ASEAN sebesar dua kali lipat. Hal itu ditunjukkan dengan kinerja ekspor Indonesia yang terus tumbuh, naiknya peringkat investasi Indonesia, dan banyaknya permintaan bilateral dari negara-negara lain.
”Kami tidak mau Indonesia menjadi pasar produk negara lain yang masuk begitu saja. Ada kepentingan nasional yang tetap harus kami lindungi,” kata Enggartiasto seperti dilaporkan wartawan Kompas, Hendriyo Widi, dari Pasay, Filipina, Kamis (7/9).
Total perdagangan ASEAN pada 2016 sebesar 2,22 triliun dollar AS dengan 23,1 persen adalah perdagangan intra-ASEAN. Pada 2016, pertumbuhan ekonomi regional ASEAN 4,8 persen dengan produk domestik bruto (PDB) 2,55 triliun dollar AS. Total nilai investasi ASEAN 96,72 miliar dollar AS dengan 24,8 persen di antaranya adalah investasi intra-ASEAN.
Enggartiasto mengatakan, Indonesia tetap mempertahankan dan melindungi kepentingan negara dan rakyat. Indonesia juga tetap berhati-hati dan menjaga kebersamaan dengan ASEAN. ASEAN memang tetap harus solid, tetapi Indonesia harus melihat manfaat dan keuntungan dari kesepakatan bagi kepentingan rakyat.
Pertemuan AEM Ke-49 dibuka Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Ramon M Lopez di Pasay pada Kamis pagi. Turut hadir Enggartiasto Lukita dan menteri ekonomi dari Malaysia, Myanmar, Thailand, Vietnam, Singapura, Brunei, Kamboja, dan Laos. Dalam pembukaan negara anggota ASEAN berkomitmen memperkuat integrasi regional dan berperan dalam perekonomian global.
Transformasi
Lopez mengatakan, ASEAN perlu memperkuat diri menghadapi ketidakpastian ekonomi global, proteksionisme, dan hambatan perdagangan. ASEAN perlu terus bertransformasi dan bereformasi dalam menghadapi tantangan. ”AEM diharapkan bisa menghasilkan keputusan yang substansial untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi ASEAN, terutama dalam menjalankan cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Lopez menyampaikan pula 11 inisiasi Filipina untuk dibicarakan dalam AEM. Pengembangan dan penguatan UMKM menjadi fokus pembahasan utama. Isu lain yang juga menjadi prioritas ASEAN antara lain meliputi skema sertifikasi mandiri ASEAN untuk SKA, yakni investasi, perdagangan jasa, konektivitas intra-ASEAN melalui ASEAN Roll-on Roll-off, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), pemberdayaan ekonomi perempuan, serta e-dagang.
Pada Rabu malam, para menteri ekonomi ASEAN berdialog terbatas dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Duterte menekankan pentingnya merampungkan RCEP.