Dukungan kepada Indonesia untuk Pencalonan Anggota DK PBB Kian Banyak

Kompas

Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu Presiden Palau Tommy Remengesau di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kota New York, Amerika Serikat, Rabu (20/9) sore atau Kamis WIB.

NEW YORK, KOMPAS —  Dukungan negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada Indonesia terkait pencalonan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020 semakin banyak. Dukungan itu disampaikan secara lisan oleh pimpinan delegasi saat bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang memimpin delegasi Indonesia. Tren positif ini diharapkan terus terjaga hingga pemilihan, Juni 2018.

Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar mengatakan, dukungan tersebut disampaikan Presiden Komoro, Presiden Palau, Presiden Afrika Selatan, dan Bahrain. Mereka menyampaikan dukungan itu secara lisan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pertemuan bilateral. ”Dukungan ini yang disampaikan selama sidang Majelis Umum PBB kali ini,” kata Oemar, Kamis (21/9) pagi waktu setempat.

Saat bertemu Presiden Komoro Azali Assaumani, misalnya, Kalla menyatakan, Indonesia mendukung Komoro menjadi Sekretaris Jenderal Asosiasi Kerja Sama Lingkar Samudra Hindia  (IORA). Presiden Komoro menyatakan hal serupa, yakni mendukung Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Pada kesempatan berikutnya, Indonesia juga menerima dukungan dari Presiden Palau. Pemimpin negara di kawasan Pasifik itu mendukung pencalonan Indonesia di forum internasional. Lebih dari itu, Palau juga menghargai integritas wilayah Indonesia. Pada saat yang sama, Indonesia mendukung peran Palau di panggung internasional.

Pada setiap kesempatan tampil berbicara,  pimpinan delegasi Indonesia selalu menyampaikan pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Hal ini disampaikan, antara lain, pada sidang Dewan Keamanan PBB yang membahas reformasi misi pasukan perdamaian PBB. Langkah serupa disampaikan Kalla saat berbicara di forum pemimpin tentang masalah pencegahan terorisme di internet.

(Dilaporkan dari Markas PBB, New York, AS)