KARANGASEM, KOMPAS — Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi memprediksi indeks kekuatan letusan Gunung Agung bisa mencapai volcanic explosivity indeks (VEI) 3. Pada level tersebut, kolom abu dapat mencapai ketinggian 5 kilometer hingga 10 km dari puncak Gunung Agung.
Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika menuturkan, berdasarkan musim angin saat ini, guguran abu diperkirakan akan mengarah ke barat daya. Dengan prediksi VEI 3 tersebut, ketebalan abu di radius 15 kilometer dapat mencapai 25 sentimeter (cm).
”Ketebalan abu hingga 25 cm bisa berdampak pada matinya tumbuh-tumbuhan. Daun-daun yang terpapar abu pasti akan mengering seperti bekas terbakar,” ujarnya, Sabtu (23/9).
Namun, Suantika tidak dapat memprediksi sejauh mana abu bisa terbawa angin. Menurut dia, jauhnya guguran abu dipengaruhi oleh kekuatan angin ketika, misalnya, letusan terjadi.
Semenjak status Gunung Agung ditingkatkan menjadi level IV atau berstatus Awas, Pemerintah Kabupaten Karangasem menginstruksikan warga yang berada di radius 9 kilometer dari puncak Gunung Agung untuk mengungsi. Sedikitnya, ada 64.000 warga yang berada di radius tersebut.
Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa juga meminta aktivitas di Pura Besakih ditiadakan untuk sementara. Semenjak berstatus Awas, Pura Besakih ditutup untuk wisatawan dan warga. Pasalnya, Pura Besakih berada dalam radius tidak aman karena berjarak 6 km dari Gunung Agung.
Berdasarkan pantauan Kompas di Pura Besakih, kondisi pura tampak lengang. Aktivitas peribadatan dan wisata nyaris tak terlihat. Tak satu pun Warung dan tenda penjual makanan serta suvenir khas Bali yang buka.
Kendati demikian, tampak beberapa turis asing yang nekat berkunjung ke Pura Besakih. Namun, wisatawan asing tersebut hanya sampai di pelataran depan Pura Besakih dan tidak dapat masuk ke area dalam pura.