Angela Merkel Kembali Jadi Kanselir, Partai Anti-Imigran Raih Kursi Parlemen
Angela Merkel kembali menjadi Kanselir Jerman. Ia akan menghadapi oposisi Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) yang berhaluan anti-imigran.
Oleh
A Tomy Trinugroho
·2 menit baca
BERLIN, SENIN — Kanselir Jerman Angela Merkel, setelah merayakan kemenangannya yang keempat kali dalam pemilu Jerman, akan menghadapi kenyataan yang tidak ringan. Ia harus menghadapi kelompok oposisi dari kelompok kanan yang gigih serta perundingan pembentukan pemerintahan koalisi yang tidak mudah.
Merkel, Minggu (24/9), memenangi pemilu Jerman. Partainya, Uni Demokratik Kristen (CDU), bersama Partai Uni Sosial Kristen (CSU), meraih 32,9 persen suara. Dengan hasil ini, Merkel berhak menjadi Kanselir Jerman untuk keempat kalinya secara berturut-turut.
Pesaing utama CDU/CSU, yakni Partai Sosial Demokrat (SPD), mendapatkan 20,8 persen. Lawan Merkel dari SPD ialah Martin Schulz.
Sejak tahun 1949, hasil tersebut merupakan yang terburuk bagi kubu Merkel. Pada empat tahun lalu, Merkel bersama kubunya meraih 41,5 persen suara.
Adapun kubu SPD mengantongi 20,5 persen suara. Perolehan ini anjlok dari 25,7 persen pada 2013.
Penyebab kondisi itu adalah kemunculan partai kanan, Alternatif untuk Jerman (AfD), yang mendulang 13 persen suara. Untuk pertama kali sejak berakhirnya Perang Dunia II, ada partai kanan yang meloloskan wakil mereka ke parlemen federal.
Dengan 13 persen suara tersebut, Afd menjadi partai terbesar ketiga di Jerman. Kemenangan mereka tak lepas dari kampanye Afd yang terus mengkritik Merkel dan keputusannya pada 2015 untuk mengizinkan ratusan ribu migran, termasuk dari Suriah, untuk datang ke Jerman. Afd dikenal memiliki haluan politik yang menolak migran.
”Kami memiliki mandat untuk membentuk pemerintahan baru,” kata Merkel kepada para pendukungnya. Menurut dia, dirinya akan membentuk pemerintahan yang stabil di Jerman, di tengah kondisi dunia internasional yang sedang didera badai.
Seorang pemimpin AfD, Alice Weidel, menyatakan akan membentuk oposisi yang konstruktif. Namun, pemimpin AfD lainnya, Alexander Gauland, bersuara lebih keras. Ia berjanji akan ”merebut kembali Jerman” dan akan terus bersikap menolak Merkel.
Selain AfD, hasil menggembirakan diraih Partai Demokratik Bebas. Mendulang 10,7 persen suara, partai ini berhasil menempati kursi parlemen lagi setelah terdepak pada empat tahun lalu. Partai Demokratik Bebas yang dikenal propengusaha merupakan partner kolisi Merkel pada 2009-2013. (AFP/AP)