Menengok Dua Panda Pinjaman untuk Indonesia
WOLONG, KOMPAS — Dua panda raksasa China yang akan dipinjamkan ke Indonesia tampak sehat. Tubuh mereka gemuk dan bugar. Mereka pun terus aktif bergerak. Keduanya dipastikan siap untuk segera dikirim ke Indonesia, Kamis (28/9).
Hal itu yang Kompas saksikan ketika hadir di Pusat Konservasi Panda Raksasa Wolong atau Wolong Panda Base di Kabupaten Wenchuan, Provinsi Sichuan, Senin (25/9). Dua panda raksasa yang akan dikirimkan ke Indonesia itu ialah panda jantan Cai Tao dan panda betina Hu Chun yang sama-sama berusia 7 tahun.
Kedua panda itu berada di dua kandang yang saling berdampingan. Dua kandang mereka berada di pusat karantina Wolong Panda Base. Mereka sudah diletakkan di pusat karantina itu selama sebulan terakhir.
Kondisi keduanya sangat baik. Sebab, tubuh mereka tampak segar, berbadan ideal, dan bulunya lebat. Mereka pun terus aktif bergerak bila berkeliling kandang berukuran sekitar 4 x 8 meter.
Mereka pun suka bersuara nyaring sesekali. Mereka pun sangat nafsu makan. Mereka langsung melahap setiap makanan yang diberikan oleh perawatnya, yakni bambu muda.
Tim Medis Taman Safari Indonesia, drh Bongot Huaso Mulia, mengatakan, kondisi dua panda itu memang sangat sehat. Sebab, tubuh mereka normal, yakni berat badan ideal. Semua aktivitas mereka pun normal, yakni aktif bergerak dan nafsu makan tinggi.
”Sebulan terakhir mereka berada di karantina. Kondisi kesehatan mereka terus dikontrol oleh perawat dan dokter. Hasilnya, kondisi mereka sehat dan siap dibawa ke Indonesia,” ujarnya.
Bongot mengatakan, selain memastikan kesehatan baik, perawat dan dokter pun terus membiasakan dua satwa berstatus Appendix I CITES atau rawan punah berada dalam kandang khusus yang akan digunakan dalam penerbangan Chengdu, Sichuan, ke Jakarta, Kamis (28/9). Petugas membuat sangkar khusus berukuran panjang 180 cm, lebar 125 cm, dan tinggi 150 cm. Kandang itu dilapisi akrilik.
Nantinya, kandang itu akan dimasukkan ke dalam kargo pesawat Garuda Indonesia jenis Airbus 330-200. Selama di kandang dalam penerbangan, petugas akan menyiapkan bekal makanan secukupnya, seperti bambu muda, wortel, apel, dan tambahan nutrisi.
Panda-panda itu telah disimulasi masuk dalam kandang tersebut sekali sehari. Di dalam kandang, mereka dibuat nyaman dengan diberikan sejumlah makanan yang sama dengan yang akan diberikan ketika penerbangan nanti. ”Kami ingin memunculkan suasana nyaman di dalam kandang agar dua panda itu tidak takut masuk dalam kandang. Sekarang, mereka justru sangat suka masuk dalam kandang itu karena tahu di sana banyak makanan,” ucap Bongot.
Group Head of Marketing Taman Safari Indonesia Triyoba Nataria menyampaikan, dua satwa berkeluarga dengan beruang itu akan dibawa dari Chengdu ke Jakarta, Kamis. Sebelum berangkat, Rabu, mereka akan disuguhi pesta perpisahan yang dilakukan oleh Dubes RI untuk China, Dubes China untuk RI, Wolong Panda Base, dan Taman Safari Indonesia. Lalu, sesampai di Jakarta, Kamis, mereka pun akan disuguhi acara penyambutan.
Sesampai di Jakarta, mereka akan dikirim ke Cisarua. Taman Safari Indonesia telah menyediakan kandang khusus di wilayah pegunungan dengan ketinggian di atas 1.600 mdpl. Mereka pun telah menyiapkan sumber makanan berupa 10 jenis bambu yang disukai panda raksasa di lahan seluas 10 hektar tak jauh dari kandang.
Di sisi lain, mereka pun telah melatih enam perawat dan dua dokter untuk merawat dua panda raksasa tersebut. Bahkan, nantinya, ada satu dokter khusus panda dari Wolong Panda Base yang akan menemani dua panda itu selama satu bulan ke depan.
Selanjutnya, dokter itu akan terus datang ke Cisarua setiap tiga bulan sekali selama 10 tahun saat panda raksasa itu dititipkan ke Indonesia. ”Semua persiapan sudah maksimal. Kami siap merawat dua panda itu. Bahkan, kami menargetkan panda itu bisa berkembang biak dua tahun ke depan,” katanya.
Diplomasi panda berlanjut
Wakil Dubes China untuk Indonesia Sun Weide, ketika konferensi pers di Jakarta, Jumat, mengatakan, sepasang panda itu merupakan alat ”diplomasi panda” China di Indonesia.
Ini merupakan diplomasi panda ke-16 yang dilakukan China sejak pertama kali 1972 ketika mereka mengirimkan sepasang panda, yakni Hsing-Hsing (jantan) dan Ling-Ling (betina) untuk Presiden AS Richard Nixon. Khusus di Asia Tenggara, ini diplomasi panda ke-4 setelah Singapura, Thailand, dan Malaysia.
Adapun proses diplomasi panda China di Indonesia sudah dicanangkan sejak 2010. Namun, proses diplomasi panda itu baru menunjukkan langkah positif setahun terakhir. Dua panda itu akan dititip rawat dan kembang biak di Indonesia selama 10 tahun ke depan. Namun, masa peminjamannya bisa diperpanjang jika Indonesia dinilai baik dalam merawat dan membiakkan dua panda tersebut.
”Diplomasi panda merupakan cara kami mempererat hubungan persahabatan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Sebab, dalam mitologi China, panda merupakan lambang perdamaian. Di sisi lain, kami ingin menularkan semangat konservasi satwa langka, seperti panda yang jumlahnya hanya 1.864 ekor di alam liar,” tuturnya.
Direktur Permulaan Informasi Konservasi Alam, Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, KLHK Listya Kusuma mengatakan, dua panda ini sangat penting bagi dunia konservasi Indonesia. ”Dengan keberadaan panda ini di Indonesia, kita bisa belajar langsung mengenai kehidupan panda dan bagaimana cara merawat dan mengonservasi satwa langka,” ujarnya. (DRI)