KABANJAHE, KOMPAS — Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, tetap tinggi. Senin (25/9) sore, Sinabung meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 4.000 meter. Aktivitas kegempaan gunung tetap tinggi. Ini menandakan masih ada energi dan fluida dari dapur magma.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Armen Putra mengatakan, skala erupsi tersebut tergolong tinggi daripada erupsi biasanya dengan tinggi kolom abu 1.000-3.500 meter.
"Aktivitas vulkanis gunung berstatus Awas ini masih tinggi. Erupsi dan awan panas guguran bisa terjadi kapan pun. Warga harus tetap mematuhi larangan memasuki zona merah Gunung Sinabung," katanya.
Menurut Armen, Senin pukul 00.00 hingga pukul 18.00, erupsi terjadi satu kali, yakni pukul 15.59. Erupsi diikuti gempa letusan beramplitudo 100 milimeter selama 388 detik. Pada periode sama, guguran lava terjadi empat kali dengan jarak luncur 500-1.000 meter.
Hal sama dikemukakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin. Status Awas Gunung Sinabung ditetapkan sejak 2 Juni 2015. Warga diminta tidak masuk radius 3 kilometer dari puncak Gunung Sinabung.
Tekanan energi
Saat ini, kata Armen, masih terdapat asap kawah warna putih bertekanan rendah dengan ketinggian 50-100 meter dari atas kawah. Asap putih menandakan ada tekanan energi cukup kuat di puncak gunung.
Aktivitas kegempaan Sinabung tetap tinggi. Hingga pukul 18.00, gempa didominasi gempa guguran 33 kali, menandakan kubah lava tidak stabil dan ada proses runtuhnya kubah lava dari kawah gunung. Gempa hibrid terjadi satu kali, menandakan ada proses pembentukan kubah lava.
Gempa frekuensi rendah terjadi 8 kali, tanda masih ada pasokan energi dan fluida dari dapur magma ke puncak gunung.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo Natanael Peranginangin mengingatkan, Gunung Sinabung masih berstatus Awas dan penetapan zona merah belum berubah. Pihaknya terus menjaga jalan masuk menuju zona merah. Juga menyosialisasikan bahaya lahar hujan kepada warga di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.
Menurut Sutopo, evakuasi tahap kedua secara mandiri masih dilakukan. Sebanyak 1.682 keluarga dievakuasi. "Kami targetkan Desember 2017 evakuasi sudah 100 persen," katanya.
Evakuasi tahap ketiga ke Siosar mencapai 12 persen. Hunian sementara yang sudah siap ditinggali ada 348 unit. Masalahnya, ada 1.098 keluarga direlokasi.
Sementara itu, warga di sekitar Gunung Egon di Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, diimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar kawah gunung.
Wakil Bupati Sikka Paolus Nong Susar juga mengingatkan, ada gas beracun di sekitar kawah. (NSA/DD09/KOR)