Sebuah inovasi dilakukan di Lamongan, Jawa Timur. Yunita Wahyono membuat kerupuk kopi. Sajian renyah, lezat, dengan rasa kopi menyertainya.
Oleh
Adi Sucipto Kisswara
·2 menit baca
LAMONGAN, KOMPAS — Menyeruput kopi itu bisa terasa asyik, apalagi sambil menyantap roti, pisang goreng, atau camilan ringan lainnya. Kopi umumnya dinikmati dengan cara diminum. Namun, kini kopi juga bisa dinikmati dalam bentuk dan cara yang berbeda.
Di Lamongan, Jawa Timur, kopi bisa dinikmati dalam bentuk yang tidak terbayangkan sebelumnya. Ya, nikmatnya rasa kopi bisa ditemukan dalam kriuk renyahnya kerupuk. Rasa gurih kerupuk berpadu dengan aroma kopi. Ada pilihan rasa pahit atau sedang.
Itulah terobosan dan inovasi yang dibuat industri rumah tangga di Kedungpring, Lamongan. Sampel kerupuk kopi itu telah dikirim ke Malaysia untuk menjajaki pasar ekspor.
Sri Wahyuni atau akrab disapa Yunita Wahyono (44) menjelaskan, kerupuk kopi berbahan utama tepung tapioka dan bubuk kopi serta ditambah dengan bumbu-bumbu lainnya. Kerupuk bercita rasa pahit biasanya menggunakan takaran perbandingan 1 kilogram tepung dicampur dengan 250-300 gram kopi. Adapun kerupuk bercita rasa tidak pahit dibuat dengan takaran 1 kg tepung dicampur 150-200 gram kopi.
Banyak sedikitnya kopi berpengaruh pada warna kerupuk. Semakin banyak kopi, semakin hitam warna kerupuknya. ”Seperti meminum kopi, ya, bergantung suka pahit atau sedang,” ujar ibu tiga anak itu.
Meski telah dipasarkan, peluncuran kerupuk kopi untuk masuk jaringan ritel baru dilaksanakan pada Minggu (1/10), di Transmart Rungkut, Surabaya, bersamaan dengan Hari Kopi Sedunia. Nantinya, produk itu juga dipasarkan melalui jaringan ritel modern seperti halnya produk industri rumahan yang dibuat Yunita.
Harga kerupuk kopi mentah Rp 35.000 per kilogram. Adapun harga kerupuk kopi matang dan siap makan Rp 15.000 untuk kemasan 200 gram. Sebelumnya, kerupuk kopi sudah dipasok ke sejumlah daerah, termasuk Banjarmasin, Balikpapan, Padang, dan Maluku.
Kerupuk mentah bisa dijual lagi dalam kondisi matang dengan harga berlipat menjadi Rp 60.000 atau hampir dua kali lipat. ”Untungnya sekitar 50 persen dari nilai jual,” kata Yunita.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Lamongan Nanang Taufiq sangat mendukung inovasi pelaku industri kecil (industri rumahan). Terobosan membuat kerupuk kopi itu bisa memberi nilai tambah kepada kopi.