JAKARTA, KOMPAS — Diduga karena fasilitas keselamatan kerja tak memadai, delapan pekerja di dua tempat terpisah meninggal dan empat orang lainnya hilang sepanjang akhir pekan ini.
Tujuh orang tewas di kolam pembuangan limbah di usaha pembuatan wadah telur di Parungpanjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/9). Sebelumnya, Jumat, lima anak buah kapal (ABK) Sweet Istanbul hilang saat menyelam dalam upaya menambal palka. Hingga Minggu, baru satu dari lima awak kapal itu yang ditemukan dan sudah tidak bernyawa.
Sweet Istanbul adalah sejenis kapal kargo. "Anak buah saya masih melakukan penanganan. Kejadiannya bukan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kapal sandar di satu pulau yang masuk kawasan kita. Saat masuk ke palka mungkin ada gas beracun yang berkaitan dengan bahan bakar kapal," kata Direktur Kepolisian Air Polda Metro Jaya Komisaris Besar Iwan Rachmansyah saat dihubungi semalam.
Kelima ABK asal Cilincing, Jakarta Utara, itu adalah Saidi (35), Jasmani (45), Afendi (40), M Toyib (48), dan Harnoko (26). Awalnya, hanya seorang ABK yang menyelam untuk menambal palka. Tak kunjung muncul, yang lain menyusul satu per satu hingga semuanya tak kembali ke permukaan. Baru jasad Saidi yang ditemukan dan dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Kejadian naas lain terjadi di Kampung Cibunar Kasdun, Desa Cibunar, Parungpanjang. Tujuh orang tewas di kolam limbah usaha pembuatan wadah telur. Mereka adalah Iwan (35), Mulyadi (45), Joko (30), Dadi Juhaedi (45), Samsuri (45), Ade Setiawan (40), dan Into (35). Iwan, Mulyadi, dan Joko merupakan pekerja pabrik, sedangkan yang lain warga Kampung Cibunar Kasdun. Jarak rumah warga dengan pabrik itu kurang dari 100 meter.
Kejadian bermula saat Iwan menguras bak limbah, Sabtu sekitar pukul 12.00. Saat itu, Iwan bersama Kholil, pekerja lain yang juga saksi mata. Iwan turun terlebih dahulu dan tiba-tiba pingsan setelah mencium bau menyengat dari kolam berukuran 4 meter x 4 meter dan berkedalaman 4 meter. Lalu menyusul keenam orang lainnya pingsan di kolam saat berusaha menolong Iwan. Siang itu, limbah di kolam setinggi 30-40 sentimeter.
Menurut saksi, pekerja tidak mengenakan pakaian khusus. Saat membersihkan kolam limbah pun mereka hanya mengenakan penutup hidung dari kain biasa. Hingga Minggu malam, bau menyengat mirip belerang tercium dari jarak 5 meter. Kepala Desa Cibunar Endin Mahyudin mengatakan, pabrik skala usaha kecil menengah itu belum berizin. Pabrik sudah ada setahun lalu, tetapi baru beroperasi lima bulan. Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar Andi M Dicky Pastika Gading mengatakan, timnya masih menyelidiki kasus ini. (RTS/NEL/DD01/DD16)